Sabtu, Mei 30, 2009

Mestinya Aku Turun dan Mel Naik


Kenapa dunia ini tidak adil??? Kesel, kesel, kesel. Berat badanku naik melulu padahal dah niat banget pengen diet. Secara aku kan harus mempertahankan body-ku yang langsing, sexy dan bohai. Ini semua gara-gara Mel yang kelewatan ceking. Dua bulan lalu kami nimbang badan. Mel kaget karena berat badannya turun 4 kilo, aku juga kaget ngeliat angka di timbangan yang menunjukkan berat badanku naik 4 kilo.

Akhirnya kami mendeklarasikan bahwa De Ni akan diet hingga berat badannya turun 4 kg, dan Mel akan makan banyak hingga berat badannya naik 4 kg. Ternyata melakukannya nggak semudah ketika kami ngebacot. Duh... ileh... saat sebuah niat dideklarasikan, ternyata iblis jadi lebih aktif menggoda. Padahal aku dah sumpah pocong nggak bakal makan lewat dari jam tujuh malem. Tapiiiiiiiiiiiiii, secara tiba-tiba jadwal pertemuan bulan ini padetnya naujubileh... yang bikin repot itu adalah setelah pertemuan ada acara makan-makan. Siapa yang bisa melawan dan pura-pura nggak doyan makan kalau di hadapan mata ada ayam bakar, capcay, daging sapi lada hitam, bihun goreng, bakso ikan, martabak keju, brownis, kue tart, susu, es buah, puding dan es kopyor. Aku jadi lupa diri dan tanpa sadar ngembat semua ampe perut maju hingga 5 cm. Abis makan baru deh nyesel setengah mati, dan bertekat untuk nggak makan banyak lagi. Tapi baru aja tekat diperbaharui tiba-tiba telepon masuk, "Hai choy, besok kita pertemuan loh ama pak Adi, tahu nggak dimana? Heart Chiken, u can eat all choy!!! Gue saranin lo nggak usah makan deh dari pagi, dari pada lo rugi!!!" Jangan diomongin deh kalian juga tahu apa yang terjadi di resto itu... Jiwa predatorku jadi aktif banget, rapatnya cuma 30 menit, tapi bolak-balik ngambil makanan ampe 1,5 jam. Huaaaaa kenyang!!! Pulang ke rumah langsung bobo.

Nah selain acara rapat plus makan-makanya. Ada dua orang lagi yang bikin badanku tambah gembrot. Orang pertama adalah si mami (mertuaku hihihihihi). Si mami tuh paling seneng ngeliatin aku makan banyak, mami suka sedih kalau aku makan dikit dan nggak ngabisin sayur dan lauk yang dimasaknya padahal yang dimasaknya itu sayur sepanci dan ayam goreng 4 potong. Sumpah tuh ayam segede-gede bagong. So, demi nyenengin mami dan cacing-cacing di perutku, semua makanan itu masuk ke dalam perut.

Nah orang kedua yang bikin aku tambah gemuk adalah anaknya si mami, yaitu kekasih tercintaku Mel. Hah! dia mah manjanya bukan main. Nggak mau makan kalau nggak ditemenin. Dan kalau aku makan dikit, dia jadi ikutan makan dikit. Berhubung Mel sedang dalam program menaikan berat badan, maka demi cinta, demi kemesraan, demi ketulusan hati yang sudah terpatri di dasar hati dan jiwaku yang rapuh ini, halah!!!. Akhirnya terpaksa aku makan banyak untuk temenin dia makan. Nah hasilnya, dua bulan percobaan aku menurunkan berat badan terisi dengan makan, makan dan makan.

Semalam si Mel teriak-teriak kegirangan dari dalam kamar. "Say sini deh!"
"Apa seh???"
"Berat badan aku naik 2 kilo loh." Mel memeluk aku erat dan menciumi pipiku. "Aku senang banget hon." Aku cuma ngengir-ngengir, Mel langsung nanya, "Hon, kamu nggak nimbang badan? dah turun kali."
"Nggak usah."
"Loh???"
"Coba dulu!!!" Mel menariku menuju timbangan
"Aku udah tahu beib"
"Berapa?"
"Naik 2 kilo juga, tadi pagi dah nimbang."
"HAH???? Kok sama? padahal aku mesti harus naikin 2 kilo lagi loh Hon!!!"

Selamat deh Mel, kalau caranya begini terus seh, kamu naik 2 kilo , aku juga bakal naik segono. Itu berarti berat badanku???? O M G!!!

Sabtu, Mei 16, 2009

Sedang Ingin, Ingin, Ingin Bercinta


Kekasihku adalah anggur murni, memabukan dan membuatku gila. Meneliti wajahnya membuat darahku mendidih dan jantung memompa cepat ingin melaju merabainya. Mabuk aku dibuatnya. Gila aku dibikinnya.

Kakiku sepoyongan, tubuhku gontai, letoy, lepay. Kekasihku membuatku lemas oleh senyuman maut dan tubuh moleknya. Aduh kekasihku, jangan kau siksa lagi batinku pada rindu dan asmara. Kenakan pakaianmu dan buatlah jantung, otak dan hatiku menjinak.

Kekasihku nakal, bandel, badung, binal. Ia menyengat aku dengan ribuan volt. Energi segenap alam raya tertumpah dalam limbung tubuhku. Aku menyalak, menggongong, mengaum ingin menerkamnya.

Kekasihku genit, ganjen, penggoda. Matanya berkedip memikat, bibirnya ia basahi, pantatnya digoyang senada dengan derap langkahnya. Tubuhnya tak berlemak. Sexy benar dia. Membuat mataku keluar dari cangkangnya, hidungku mimisan, bibirku pecah-pecah, susah buang air besar, panas dalam dan sariawan.

Aduh, aduh, aduh kekasihku. Aku minta ampun padamu. Jangan bikin aku kesetanan. Jangan buat aku kepanasan. Pergi, pergilah jauh-jauh dariku. Jangan menggoda lagi, aku tidak tanggung akibatnya kalau kau datang lagi dan mengedipkan mata kepadaku.

Sudah, pergi sana! Amankan dirimu dari makhluk yang sedang mau, mau, mau, mau dan ingin, ingin, ingin bercinta.

Rabu, Mei 13, 2009

Berikanlah Mel Padaku...


Tuhan, pernahkah aku begitu sungguh-sungguh meminta kepada-Mu seperti aku meminta Mel? Dia adalah bahagiaku. Tiap hari aku menerima hadiah senyuman dari-Mu melalui dirinya. Dia adalah alasan mengapa aku ngebut bermotor dan ingin cepat pulang ke rumah. Ya, karena aku tahu ada perempuanku yang menungguku di sana. Dialah yang membuat aku tidur dengan nyenyak dan bangun dengan semangat.

Tuhan, entah bagaimana aku menjalani hari tanpanya? Mungkinkah hariku akan terbenam sepi dan terkubur dalam kepedihan? Tidak, aku tidak mau menyatakan bahwa aku lebih membutuhkan dia dari pada membutuhkan-Mu. Tapi ijinkan aku jujur, bahwa aku sangat membutuhkannya. Ya, membutuhkannya bukan menginginkannya. Tanpa dia, hidup yang kehidupi akan begitu gelap dan kelam. Masakah Engkau tega melihatku menangis setiap malam? Masakah Engkau sampai hati membiarkan aku hidup dalam kepedihan?

Tuhan, aku mengecap kebaikan-Mu bukan dari kata orang. Aku sendiri merasakan dan mengalaminya. Terlalu besar kasih karunia-Mu padaku. Bahkan tak terbayar dengan persembahan hidupku sekali pun. Jujur aku malu berdiri di muka pintu-Mu sekedar mengetuk dan mengemis belas kasihan-Mu. Tapi demi cintaku pada perempuanku, maka kuberanikan diri mengetuk pintu-Mu sekali lagi. Jika Kau bolehkan aku meminta sekali lagi, ijinkanlah aku menjalani sisa hidupku bersama Mel, tinggal bersamanya dan hidup dalam dekapan kasihnya sampai ajal menjemputku.

Tuhan, dengan air mata aku tersungukur di kaki-Mu. Berikanlah belas kasihan-Mu kepadaku. Sekali lagi, sekali lagi saja ya Tuhan. Aku mohon sekali lagi. Aku hanya meminta agar aku bisa hidup bersama dengan orang yang aku cintai. Untuk mengasihi dan membahagiakannya, bukan untuk menyakitinya. Dapatkah niat baikku ini menyetuh hati-Mu ya Tuhan?

Tuhan, sekali lagi aku ciumi kaki-Mu, berikanlah belas kasihan-Mu pada kami. Untuk hari ini, esok dan seterusnya. Karena langitku mendung tanpa cerianya, tanahku gersang tanpa keteduhannya dan duniaku penuh dengan kekelaman tanpa warnanya. Kabulkanlah doaku ya Tuhan. Dari hatiku terdalam, aku meminta, berikanlah Mel padaku...