Senin, Agustus 31, 2009

Horeeee, Sekolah Lagi!!!


Aku memang bodoh dan tak berhikmat. Tapi entah mengapa Tuhan selalu membuka jalan bagiku untuk mengenal orang-orang hebat. Kemarin, saat rapat pleno, boss memperkenalkan aku pada orang-orang besar yang bergerak dalam bidang pendidikan. Mereka adalah para pendidik, para guru besar, para pemilik sekolah dan para motivator. Biasanya aku hanya mengenal mereka dari majalah, surat kabar, internet atau televisi. Tapi, ajaib! Kemarin aku duduk semeja makan dengan orang-orang hebat itu.

Aku yang sebenernya adalah perempuan pemalu (hehehehe), jadi merasa makin kecil di antara para pembesar. Mereka berbicara mengenai pendidikan di Indonesia. Tentang baik dan buruk, tentang langkah dan strategi, tentang visi dan misi. Dan aku hanya terpaku melihat ide-ide segar yang muncul dari otak brilian mereka. Saat itu aku bagaikan seekor kecebong di sebuah danau yang luas.

Kusadari aku ini bodoh dan tak berpengetahuan. Otak ini masih lapar ilmu, jiwa ini masih haus pengajaran. Aku jadi ingin mengisi sepanjang hidupku dengan belajar. Aku ingin secerdas mereka yang bisa memberi hikmat besar kepada orang yang butuh hikmat.

Aku ingin menyulap impianku yang masih mengambang di udara menjadi nyata. Aku ingin membawa bintang yang menggantung di langit turun ke pangkuanku. Aku ingin menyulam gulungan benang menjadi baju hangat. Aku ingin wujudkan semua mimpi, harapan dan khayalanku menjadi sebuah kenyataan yang tercapai.

Jadi untuk semua alasan itu, aku putuskan untuk sekolah lagi. Horeeeeeeee!!!

So, thanks buat semua orang yang telah mewujudkan impianku. Tanpa kalian, maka impianku hanya mampu menari dalam dunia khayal.

Selasa, Agustus 25, 2009

Selama Kau Besertaku, Ku Melihat Ada Mujizat Setiap Hari


Kami berhadapan, malam itu terasa begitu kelu. Keremangan yang tercipta dari lampu tidur tetap memampukanku melihat matanya yang berkaca.

"Kenapa kamu bohongin aku? Kenapa kamu baru cerita sekarang?" Aku hanya menunduk saat jutaan pertanyaan dihantamkan Mel kapadaku. Matanya penuh kepedihan dan amarah. "Hon jawab! Kamu pikir aku ini siapa? Aku bukan orang penting yang perlu tahu tentang semua masalah kamu? Kenapa aku harus tahu dari orang lain?"

"Aku cuma nggak mau menambah beban pikiran kamu."

"Beban pikiran apa? Hon justru beberapa minggu ini pikiranku terbebani oleh berbagai pertanyaan ada apa dengan kamu. Aku orang yang paling dekat dengan kamu. Tentu aku tahu kalau beberapa minggu ini kamu gelisah. Aku juga tahu kalau hampir tiap malam kamu terbangun hanya untuk berdoa dan menangis."

"Maaf yah, sekarang aku memang udah nggak berguna. Kamu boleh tinggalin aku."

"Gimana caranya? Ajari aku caranya Hon. Selama bersama kamu, kamu sudah ajarin aku banyak hal. Kamu ajarin aku bagaimana mencintai dengan tulus, bagaimana menjaga kesetiaan dan memberikan kejutan-kejutan romantis. Tapi kamu nggak pernah ajarin aku gimana caranya untuk meninggalkan kekasih saat ia menghadapi masalah, karena selama ini kamu selalu ada buat aku dalam suka dan duka. Jadi aku nggak bisa melakukannya."

"Tapi sekarang aku bukan siapa-siapa dan nggak punya apa-apa buat kamu."

"Aku cinta kamu bukan karena aku melihat siapa kamu, tapi karena aku melihat siapa aku saat bersama kamu. Cuma kamu orang yang membuat aku merasa berharga Hon."
Aku memeluk Mel erat. Air matanya membasahi punggungku.

Tetesan air ikut meleleh dari mataku, "Thanks Beib. Thanks buat kesetiaan kamu."

Tangan lembutnya memegang kedua pipiku, ia menatapku berkali-kali, "Aku cinta kamu Honey. Pegang dan jadikan itu sebagai kekuatan untuk kamu hadapi semua masalah ini."

Sepuluh kali dalam sehari Mel mengucapkan kata cintanya. Hari itu tujuh belas bulan kamu berpacaran, itu berarti sudah lebih dari lima ribu kali telingaku mendengar ucapan cintanya. Tapi malam itu, kata cinta diucapkan dengan cara yang berbeda. Kata cintanya dikumandangkan dalam sebuah kesejatian yang mampu membuatnya menerimaku apa adanya. Malam itu, cintanya sangat menyejukkan hatiku dan memberi kekuatan pada jiwaku yang telah berlama lemah.

"Hon, hanya orang-orang yang dipandangan-Nya kuat yang akan diberikan cobaan berat. Semua untuk mengangangkat dan memurnikan iman kita. Seperti katamu, Tuhan tidak pernah jahat karena Tuhan tidak pernah bisa berbuat jahat. Sabar ya. Kita hadapi bersama." Mel menarik tanganku dan membawanya dalam lipatan tangannya.

Kami berdoa dalam malam yang hening itu. Hatiku meresapi segurat rasa damai, syukur, pasrah dan berserah. Sebait lagu bergema di hatiku.

Tiada berubah kuasa namaMu
Tiada berkesudahan kasih setiaMu
Pabila Tuhan sudah berfirman
Maka semuanya jadi

Selama kumenyembahMu
Kupercaya bahwa mukjizat masih terjadi
Selama Kau besertaku
Ku melihat ada mukjizat setiap hari


Tuhan, malam itu aku telah melihat mujizat-Mu dalam diri kekasihku. Terima kasih karena telah menganugerahkannya kepadaku.

Senin, Agustus 24, 2009

Abang dan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan sejuta warna. Kampung menjadi berubah nuansa dalam sekejap. Dalam keteduhan pagi, para pemuda sudah berbaik hati membunyikan kelontongan untuk membangunkan sahur. Aku suka pada segerombolan pemuda yang lewat dengan ember atau galon yang dipukul bersahutan. Sambil teriak, "Sahur, sahur... sahur sahur..."

Saat gerombolan melewati depan rumahku, aku dan Mel segera keluar rumah untuk menyaksikan mereka. Mereka berhenti sejenak saat melihat kami.
"Kak Den, mau ikutan puasa ya? Jam segini sudah bangun."
"Nggak ikutan puasa kok. Cuma mau ikutan sahur. Hehehehehe."

Mereka berlalu, setelah menerima sekotak kue pia dari kami. Suara ramai berubah menjadi sayup. Rumah kami kembali hening. Aku jadi teringat abangku. Lelaki yang seayah dan seibu denganku, pasti sekarang ia sedang mempersiapkan menu sahurnya. Dulu di pagi buta bulan Ramadhan biasanya aku, abang dan ibu selalu gaduh di dapur mempersiapkan menu sahur buat abang. Ibu memasak ini itu, abang membuat susu dan aku sibuk mencicipi makanan buatan ibu dan susu bikinan abang. Kenangan itu membuatku segera menelepon abang.
"Halo, lagi apa lo?"
"Hahahaha, cewek geblek tumben lo bangun pagi. Gue lagi masak buat sahur."
"Sahur pakai apa?"
"Ini cuma goreng nugget doang, susah seh nggak ada mama."
"iya lo kebiasaan dimanja mama seh. Makanya cepet kawin Ko."
"Emang lo kira nyari bini gampang? Cariin dong yang cakep dan baik kayak bini lo."
"Hahhahaha, dia mah stoknya dah abis. Dah nggak diproduksi lagi."
"Hahahaha."
"Oke deh Ko. Yang lancar ya puasanya. Jangan marah-marah dan tepe-tepe melulu."
"Oke oke boss."

Si abang mengingatkanku pada tiga Ramadhan silam saat di hadapan semua keluarga dia dengan yakin mengatakan, "Saya sudah jadi muslim." Saat itu seisi keluarga terkejut. Tapi tidak ada yang marah, tidak ada yang menghakimi, dan tidak ada yang menuduh. Kami semua hanya diam hingga suaraku memecahkan kesunyian, "Nggak apa-apa ko, yang penting jalanin aja baik-baik."

Ayahku juga ikut menimpali, "Iya jadi umat beragama yang baik." Ibuku yang sedari tadi diam jadi ikut angkat bicara, "Berarti besok kamu puasa ya? Mama mesti bangun pagi nih. Padahal rencananya besok mama mau bangun jam 11 siang. Hahahahahha."

Kami sekeluarga tertawa. Sejak saat itu kami hidup dalam perbedaan keyakinan dengan saling menghormati satu sama lain. Tanpa sinis, marah, benci atau kecewa. Entah apa yang dipikirkan ayah dan ibuku? tapi aku yakin bahwa mereka memiliki pemikiran yang sama denganku, yaitu bahwa semua orang berhak untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing, asal tetap berjalan dalam kebenaran, asal jangan menjadi sampah masyarakat, asal jangan merugikan orang lain.

Dan ternyata si abang pun punya pemikiran yang sama. Seperti saat aku berhadapan dengan abangku dan berkata, "Aku dan Mel pacaran.", maka ia menjawabku dengan jawaban yang senada, "Emang kenapa? Nggak apa-apa kok. Jalanin aja baik-baik."

Selasa, Agustus 18, 2009

Hari Kemerdekaan: Berbagai Perlombaan dan Maknanya


Hari kemerdekaan Indonesia biasanya dirayakan dengan serangkaian perlombaan. Kemarin aku dan Mel juga mengadakan serangkaian perlombaan untuk anak-anak. Mereka bergembira, bersemangat dan bersukaria. Tahukah kamu bahwa ternyata perlombaan-perlombaan yang biasa diselenggarakan ternyata memiliki makna?

Apa maknanya? Dari hasil perenungan aku dan Mel di pinggir kali Ciliwung sambil rebutan makan combro, maka didapat kesimpulan bahwa:

Lomba makan kerupuk adalah lambang perjuangan untuk menggigit, merebut dan menghabiskan. Kerupuk diibaratkan sebagai tantangan hidup yang harus kita lawan dan taklukan. Sehebat apa pun kerupuk bergoyang pada talinya, tapi agar bisa disebut sebagai juara, mulut kita harus bisa mendapatkan dan memakannya hingga habis. Sama dengan hidup ini, sehebat apa pun masalah dan ringtangan yang menghadang langkah kita, jangan pernah lari dari masalah, hadapi, kalahkan dan telan agar segala rintangan mampu kita taklukan. Dan saat kita mampu menaklukan rintangan, maka kita disebut sebagai pemenang. So, taklukanlah!

Lomba tarik tambang adalah lambang perjuangan untuk menyatukan hati, menggalang kekuatan, dan mempertahankan posisi. Dalam hidup ini, tidak ada manusia yang mampu berdiri sendiri. Manusia adalah lemah. Dan dalam kelemahan manusia butuh sesama yang mampu menopang dan memberi kekuatan sehingga manusia mampu bertahan pada posisinya semula. Maksudnya, mereka tidak menjadi jatuh, ambruk dan amburadul karena ada sahabat-sahabat sejati yang senantiasa menjadi penopang, penasehat dan penolong. So, bersahabatlah!

Lomba panjat pinang adalah lambang perjuangan untuk bahu-membahu membuat formasi untuk mengapai hadiah yang digantung di tempat tinggi. Orang yang berhasil adalah orang yang memiliki cita-cita sebab cita-cita akan menjadi motivator kuat yang akan mendorong manusia berjuang mencapai keberhasilan. Hadiah-hadiah yang menggantung di puncak tiang pinang adalah ibarat sebuah cita-cita yang perlu kita gapai. Memang tidak mudah, licin dan penuh rintangan. Tapi dengan membangun relasi yang baik dengan sesama, berteman dengan orang-orang yang membangun, menolong dan menopang (bukan berteman dengan orang-orang yang menjerumuskan kita pada kejahatan) akan membuat langkah kita menjadi lebih mudah untuk menggapai cita-cita. So, gapailah!

Lomba joget balon adalah lambang perjuangan untuk tetap menghibur penonton meski kita sendiri tengah susah payah berjuang mempertahankan balon agar tidak terjatuh. Ini adalah pekerjaan sulit ketika kita mesti harus menjadi penghibur bagi sesama, padahal kita sendiri sedang menghadapi masalah dan butuh dihibur. Memang sulit, tapi kalau kita mampu menjadi "pejoget balon" sejati, maka kita adalah orang yang benar-benar hebat. Ingat, seseorang yang hebat adalah orang yang mampu membuat orang lain tertawa, meski sebenarnya dia sedang menangis. Membuat orang lain bahagia adalah sebuah ibadah. Jangan pernah tunjukan kesedihanmu jika itu akan membuat dunia di sekelilingmu menjadi bersedih. Bawalah kebahagiaan senantiasa sehingga dunia di sekelilingmu akan bersuka karena kehadiranmu. So, bergembiralah!

Lomba masukan pensil dalam botol adalah lambang perjuangan untuk fokus pada lobang. Ini neh yang aku nggak demen, kalau ngomong lobang langsung deh tuh mata pada melotot. Maksudnya lobang yang di botol itu loh. Nah, kalau kamu mau hidupmu sukses, kamu mesti fokus dengan apa yang kamu kerjakan. Fokus juga berarti ketekunan. Tidak ada orang yang berhasil kalau hidupnya tidak difokuskan kepada goal yang ingin dicapai. Jadi walaupun terjadi gluduk, gempa, sakit hati, putus cinta. Kita mseti tetap semangat mencapai tujuan. Jangan biarkan patah hati membuatmu menjadi patah arang, tidak mau kuliah, berenti kerja, nggak mau makan dan sulit buang air besar. Hidup harus berjalan. Fokuskan pikiranmu pada tujuan. So, fokuslah!

Lomba balap karung adalah lambang perjuangan untuk semangat mencapai garis akhir dengan sekuat tenaga, meski berkali-kali jatuh tapi akan bangkit lagi. Manusia yang gagal adalah manusia yang tidak mau bangkit dari kegagalan. Gagal dan berhasil adalah masalah biasa, hanya saja bagaimana kita melewati serangkaian kegagalan dengan tekat dan semangat untuk berhasil? Seperti pembalap karung, saat mereka terjatuh mereka akan bangkit lagi dan melompat hingga ke garis finish. Mungkin saat ini kamu gagal, tapi jangan berhenti. Bangkit, semangat dan gapai garis finish. Tunjukkanlah bahwa kamu bisa, tidak peduli jadi juara atau tidak yang jelas gapai garis finish itu sebab dunia yang kejam ini akan menjadi jinak kepada orang-orang yang mampu menaklukannya, kepada orang-orang yang pantang menyerah. So, bangkitlah!

Lomba membawa kelereng dengan sendok adalah lambang perjuangan untuk menjaga agar kelereng yang dimiliki tidak jatuh. Nah kalau boleh aku tarik maknanya pada dunia lesbian kita, maka dapat aku umpamakan kelereng sebagai parner, dan sendok adalah cinta dan kasih sayang kita. Kita yang perlu menjaga partner agar tidak keluar dari cinta dan kasih sayang kita. Rintangan dan godaan buat selingkuh dan berpaling memang besar. Sebab percintaan seperti kelereng yang menggeliat di ujung sendok, siap jatuh kapan pun mereka mau. Tapi ketenangan, kesetiaan dan kesabaran akan membuat kita mampu mempertahankan partner hingga ke garis finish. So, pertahankanlah!

Hehehe, itulah berbagai perlombaan dan maknanya menurut versi De Ni dan Mel. Bagaimana menurut versi kamu???

Jumat, Agustus 14, 2009

Gara-gara Pantat



Kemarin aku dan Mel ketemu cowok geblek. Gimana nggak disebut geblek, bayangin aja masa tuh cowok ngajak aku ribut di jalan. Sebenernya seh mungkin karena dia kira aku cowok dan dia cemburu gara-gara aku ngeliatin pantat ceweknya.

Jujur, sumpah dan suer aku mah nggak maksud ngeliatin pantat ceweknya. Aku dah bosen sama pantat. Lah wong pantat biniku juga diliatin nggak abis-abis. Tapi berhubung pantat ceweknya keliatan ampe belahan pantatnya padahal itu di jalanan umum, ya tentu secara otomatis langsung jadi pusat perhatian orang.

Sebenernya seh hampir semua cowok juga pada ngeliatin pantat ceweknya itu. Tapi nggak ada kayak aku yang motornya ampe ngikutin di belakang motor tuh cowok. Eits sebenernya seh bukan ngikutin, emang jalanan lagi macet jadi secara kebetulan aku di belakang motornya secara continue. Pertama-tama tuh cowok ngeliatin dari kaca spion, terus mungkin dia mikir aku cowok jadi langsung deh cemburu buta karena dia mikir aku nepsong ama pantat ceweknya. (Yaelahhhhhhh Bro, Please deh!!! Nggak liat apa neh gue juga lagi bonceng cewek cakep yang lebih bohay). Tuh cowok kayak kesundut api aja, tiba-tiba dia langsung ngajak ribut berkali-kali. Dia tambah kesel karena aku cuekin. Ulahnya makin menjadi, dia ngepot-ngepot dan beberapa kali mau nabrak kami. Untuk aja aku rada jago ngeliuk, kalau nggak mah kemarin kami udah nyusruk. Tepuk tangan untuk om De Ni!!!

Di tengah jalan kami dicegat, motornya langsung malang di depan motor kami. Kami disuruh turun dan langsung ngajak ribut. Aku kesel banget dan pengen ikutan adu otot. Cuma aku mikir karena aku cewek pastilah aku kalah kalau adu jotos. Akhirnya aku cuma teriak "MAU APA SEH LO???"

Teriakanku mungkin melengking banget. Kalau ibarat paduan suara teriakanku tuh termasuk golongan sopran. So tuh cowok langsung sadar kalau aku cewek yang manis dan imut. Pas dia tahu aku cewek, dia langsung malu banget. Nunduk, dan langsung tancap gas. Dasar Geblek!!!

Si Mel yang dari tadi mules karena ketakutan jadi lega. Tapi aku tetep kesel, dongkol rasanya ketemu cowok model gitu. Kekesalanku ampe terbawa ke rumah. Di rumah aku diam aja, nggak mau ngomong. Kerjaanku cuma bolak-balik buku cerita anak dan langsung tidur.

Tadi pagi si Mel cekikikan nyeritain apa yang terjadi semalam ketika aku tidur. Aku ngigo. Ya, aku memang suka ngigo apalagi kalau ada kekesalan dan masalah yang mengganjal, pasti kebawa-bawa ampe mimpi. Dan inilah isi igauanku, yang menurut Mel aku ucapkan secara berturut-turut,
"Apa Lo? Ayo ribut sini."
"Sini lo kalau berani."
"Lo pikir gue takut sama lo???"
"Biar lo cowok juga gue nggak takut."
"Ayo ribut!!!"
"Loh kok lo keroyokan??? Jangan main keroyokan dong."
"Ampun, ampun!!!"
"Tolong, tolong, tolooooooooong pak polisi."
"Ambulance ambulance dong!!!."
"Aduh, aduh, aduuuuhhhh sakiiiit."

Berdasarkan monolog igauanku bisa disimpulkan bahwa dalam mimpi itu aku jadi berkelahi dengan tuh cowok, tapi karena dia main keroyokan aku jadi babak belur sehingga aku minta tolong sama polisi. Lalu aku dibawa ke rumah sakit pakai ambulance. Dan kayaknya aku menderita banget deh. Kayaknya benjol, bonyok atau patah tulang gitu.

Aduuuh, syukur deh kemarin nggak jadi berantem. Ngeri uey!!

Tuhan memiliki berbagai cara untuk membuat umat-Nya sadar akan kasih dan perlindungan-Nya. Tanpa mimpi aku tidak akan pernah memahami bahwa kemarin Tuhan telah meluputkan aku dari celaka.

Kamis, Agustus 13, 2009

Dengan Imanku


Dunia ini fana, maya dan abstrak. Kehidupan adalah misteri yang sulit diterka. Kita dan semesta yang memenuhi dunia adalah ketidakjelasan. Siapa yang mampu menerka apa yang terjadi hari ini atau apa yang akan terjadi besok? Manusia yang baik maupun jahat datang dalam hidup kita tanpa bisa kita terka.

Dunia tidak memiliki nilai absolut mutlak. Dunia labil dan berjalan semaunya. Terkadang kita menjadi korban dari sebuah kelabilan. Kadang kita bisa nangis dan dalam sekejab tangisan berubah jadi tawa. Mampukah kita menerka kapan kita menangis dan kapan kita akan tertawa? Semua adalah misteri.

Dalam dunia yang fana aku mengenal kata iman. Iman kepada Tuhan. Iman yang artinya bukan hanya percaya sepenuhnya kepada Tuhan, tapi juga berserah kepada kedaulatan Tuhan yang absolut. Iman adalah percaya dan berserah, percaya dan berserah kepada kebijakan Tuhan, percaya dan berserah kepada kebaikan dan pertolongan Tuhan.

Sebab hanya percaya dan berserah yang mampu menjadi pandu dalam sesatnya dunia. Hanya percaya dan berserah yang mampu menjadi pelita dalam kekelaman hidup. Hanya percaya dan berserah yang mampu menjadi benteng kekuatan dalam kerapuhan jiwa.

Dalam menjalani hidup ini aku ingin memliki iman yang penuh. Tanpa bimbang dan ragu, tanpa tanya dan curiga. Aku ingin membiarkan Tuhan menuntun hidupku sepenuhnya. Sebab hanya dalam tangan-Nya jiwaku berserah dan hanya dalam dekapan-Nya hatiku percaya.

Tuhan, jadilah pandu, pelita dan benteng hidupku. Tuntun aku dalam melewati semua pencobaan ini. Bawa aku memahami makna ikhlas dan tabah.

Dengan imanku air mata t'lah lenyap
Dengan imanku semua berlalu
Gunung-gunung kesusahan
Gunung-gunung pencobaan
Dengan imanku semua berlalu

Senin, Agustus 10, 2009

Tatto


Bagaimanakah cara mengabadikan partner di hati? Kemarin aku berbincang-bincang dengan ayahku. Dia bilang cara mengabadikan kekasih di hati adalah dengan mentatto namanya.

"Neh liat neh papa tatto nama mamamu." Ayahku menunjukkan pangkal lengannya. "Sampai sekarang papa nggak bisa lupa mama. Karena tulisan ini nggak bisa hilang."
"Hahahaha, emang harus dengan cara mentatto yha Pa?"
"Yha terserah, kalau ini caranya Papa. Semua orang punya caranya masing-masing."

Wel, setelah pembicaraan singkat dengan ayahku, aku jadi mulai berpikir tentang berbagai cara yang bisa aku lakukan untuk mengabadikan Mel di hatiku. Tatto? ya, mengukir nama Mel di tubuhku dengan tusukan jarum sehingga membentuk tulisan yang tak akan bisa terhapus sepertinya menjadi pilihan yang menggiurkan. Sesampainya di rumah aku langsung membuka percakapan.

"Say, aku mau tatto badan." Mel yang lagi asik nonton TV langsung memberikan perhatian penuh pada omonganku.
"Tatto? Serius kamu?"
"Iya"
"Permanen apa temporer?"
"Ya permanen dong."
"Kamu mau bikin gambar apa emangnya? Jangan-jangan tikus nying-nying lagi."
"Enak aja. Aku mau tulis nama kamu."
"Nama aku? Nggak salah?"
"Iya nama kamu, biar abadi, biar nggak bisa terlupakan."
"Ciyeeeeeeeeee." Mel malah tertawa geli.
"Aku serius neh Beb." Aku melotot
"Iya iya. Jangan galak-galak dung om. Mau tatto di mana?"
"Nah itu yang aku masih bingung. Emmm... di lengan gimana? atau di punggung?"
"Duh say, kalau kamu pakai tengtop kan jadi keliatan orang dong. Bahaya!!! Jangan di daerah yang kemungkinan bisa dilihat orang deh say."
"Em... kalau di pangkal paha atau di dada gimana? kan nggak mungkin tuh aku berpakaian se-sexy itu?"
"Loh emang kamu rela bagian itu dipegang sama tukang tattonya?"
"Hehehehe, yha nggak seh!!!."
"Nah makanya, cari bagian yang lain deh."
"Di perut gimana???"
"Aduh jangan deh say, perut kamu kan gendut, banyak lemaknya gitu. Ntar bentuk tattonya jadi nggak jelas. Jadi melar-melar gitu. Hehehehe"
"Asem... Yha udah kalau di telapak kaki gimana???"
"Boleh juga tuh. Nggak keliatan orang. Eh tapi kalau kamu tidur gimana??? kan telapak kakinya jadi keliatan. Masa kamu tidur pake kaos kaki terus???"
"Iya yah... Em di mana dong???"
"Ya itu di derah yang kamu bisa buka tutup kapan pun kamu mau deh say."
"Daerah mana tuh??? Nggak ngerti aku."
"Loh kamu pikirin dong say. Pokoknya daerah itu bisa kamu tujukin ke orang yang tepat, tapi juga bisa dengan cepat kamu tutup kalau ada orang yang membahayakan."
"Maksud kamu???"
"Yha kamu pikir dong."
"Em... Yang bisa dibuka dan ditutup dengan cepat seh yha cuma... k e t e k..."
"Hahahhahaha, nah itu ketek. Paling tepat tuh... Bisa ditutup dan dibuka kapanpun kita mau. Hahahahaha"
"Halah, masa bikin tatto di ketek say??? Hiiiiiyyaakkk. Lagian kamu mau aja namanya ditulis di ketekku. dasar!!!"

Aku jadi ingat puisi singkat yang dibikin Jo buat partnernya di tulisan Letter For My Babe

Kutuliskan namamu di atas pasir
Tetapi gelombang menghapusnya

Lalu kutulis di langit angkasa
Tetapi angin meniupnya pergi

Sehingga kutuliskan di dalam hatiku
Dan di sanalah namamu bertakhta selamanya…


Kalau aku jadi mentatto nama Mel di ketekku. Dan kalau kemudian aku adopsi puisi Jo, untuk kupersembahkan kepada Mel, berarti puisi buatan sahabatku itu akan berubah jadi aneh banget. Hikh hikh hikh.

Kutuliskan namamu di atas pasir
Tetapi gelombang menghapusnya

Lalu kutulis di langit angkasa
Tetapi angin meniupnya pergi

Sehingga kutuliskan di ketekku
Dan di sanalah namamu bertakhta selamanya…


O M G !!! Sumpah, Aneh banget!!!
Si Mel menepuk pundakku, "Gimana Say? jadi nggak tattonya?" alisnya diangkat naik turun.
"Nggak deh, nggak jadi bikin tatto. Sereeeem"

Menunjukkan cinta kepada partner nggak perlu dengan cara gila-gilaan yang sebenernya kita sendiri nggak sanggup lakukan. Mendampingi partner dengan setia dalam suka dan duka adalah bukti cinta yang lebih bernilai.

Kamis, Agustus 06, 2009

Miss Watermelon


Cihuuuuuyyy sekarang udah musim lengkeng. Yummmy, aku suka banget sama lengkeng dan kalau udah musimnya begini harga lengkeng jadi pada murah, bahkan ada yang serenceng cuma 5 ribu bo!!!. So tiap hari aku dan Mel jadi pergi ke tukang buah cuma buat beli lengkeng murah.

Seperti semalam, saat pulang kerja aku mampir ke tukang buah langganan. Di sana sudah ada seorang cewek cantik dan adik kecilnya yang lucu lagi milih-milih buah. Aku dan Mel langsung meluncur ke tumpukan buah. Saat ngelewatin cewek cantik itu, aku nggak sengaja nabrak dia. Tuh cewek langsung limbung dan hampir nyusruk ke atas tumpukan jeruk. Ini adalah penyakitku seh, aku paling tidak bisa jalan di tempat-tempat sempit karena aku akan kehilangan keseimbangan dan bisa nubruk siapa aja.

Aku langsung panik dan berkali-kali minta maaf sama tuh cewek, "Duh sorry mbak nggak sengaja. Maaf yha! Mbak, nggak kenapa-napa kan???"

Ternyata permohonan maafku ditolak mentah-mentah, tuh cewek berdiri tepat di depanku dan langsung maki-maki dengan bahasa yang luar biasa kasar. "Lo tuh bego yha??? punya mata nggak seh??? kalau jalan hati-hati dong!!! kalau gue ampe jatoh gimana???" Abis marah-marah, dia langsung balik badan dan mengalihkan perhatiannya ke tumpukan belimbing.

Busyeeeet deh neh cewek!!! Abis makan cacing kali tuh dia!!! Sumpah!!! Aku cuma diam aja lagi. Nggak tahu deh kenapa kalau sama cewek aku nggak berani ngotot (bukan karena dia cantik loh yha) tapi ini sebuah bentuk penghormatan aja, secara mamaku cewek, pacarku juga, anjingku dan tetanggaku juga cewek. Coba yang ngomel itu cowok, wiiih mungkin tuh cowok udah masuk rumah sakit kali, karena jidadnya ketancep kulit duren (hehehehe sadis!!!).

Mel yang dari tadi ngeliatin aku langsung menghampiri dan mengusap punggungku. Dia tahu pasti aku sedih banget diomelin. Aku kan perasaaanya halus, lembut, sensitif dan mudah tersentuh. Si Mel yang emang plegmatis banget juga cuma diam aja, padahal aku berharap dia hampiri tuh cewek dan jambak rambutnya sambil bilang, "Lo apain laki gue??? Gue kasih tahu yha, sekali lagi lo sakitin hati pacar gue, gue cemplungin lo ke kali depan. NGERTI LO???"

Tapi, dia malah cuma bilang, "Sabar yha say. Senyum dong!" Aku tersenyum terpaksa, si Mel langsung lompat kegirangan dan bilang, "Duh kamu cakep bangeeeeetttt!!!" Jadi mirip kayak adegan San Chai merayu Tao Ming Tse yang lagi bete di Taman Hiburan.

"Untung deh aku dapat pacar yang cakep tapi lembut kayak kamu."

Aku dah males mikirin tuh cewek. So, kami langsung beranjak ke tumpukan lengkeng dan milih-milih lengkeng sebiji demi sebiji. Tuh cewek masih mutar-mutar nggak jelas. Adiknya ngikutin dan mulai nanya-nanya,

"Kak kalau grape itu apa kak?"
"Oh itu anggur" Tuh cewek jawab sambil nunjuk serenceng anggur.
"Kalau banana kak??"
"Banana itu pisang." sambil nunjuk sesisir pisang.
"Kalau apple kak?"
"Apple yha apel dong dek." sambil nunjuk sebuah apel merah.

Pas tuh cewek sadar bahwa aku dan Mel memperhatikan pembicaraan mereka, dia langsung cemberut, matanya melotot sinis. Aku dan Mel jadi takut, kami kembali pada tumpukan lengkeng. Nggak lama adiknya nanya lagi.

"Kak kalau watermelon itu apa kak???"

Muka tuh cewek bingung banget, sambil garuk-garuk kepala dia jawab, "Watermelon itu... em anu dek melon air." Sambil nunjuk tumpukan buah melon.

Sepontan aku dan Mel ketawa keceng banget ampe kami keluar air mata sambil geprak-geprak kotak lengkeng. Emang sengaja kami lebay-lebayin, sekalian balas dendam. Hehehehe.

Aku langsung mengambil semangka yang paling besar, menghampiri adiknya tuh cewek lalu bilang, "Dek watermelon itu artinya bukan melon air dek, tapi semangka."

Adiknya senyum, lalu nanya tuh cewek "Iya yah kak???" Tuh cewek cemberut, mukanya merah udah kayak orang kena gampar 38 kali. Dia langsung narik tangan adiknya, "Ayo pulang dek."

Cewek cantik itu ngeliatin aku dan Mel lagi sambil teriak jengkel "SOK TAHU LO SEMUA!!!"

Aku sama Mel cekikikan, rasa jengkel langsung hilang semua, malah Mel melambaikan tangan ramah, dengan lembut dia berkata: "See you miss watermelon!"

Nggak semua masalah mesti diselesaikan pake otot. Cukup otak dan taktik, maka kita mampu menaklukan semua musuh dengan tawa.

Selasa, Agustus 04, 2009

Pertengkaran dalam Rumah Tangga Part 2


Dalam posting kedua tentang pertengkaran dalam rumah tangga, kali ini penyebab pertengkaran kami adalah masalah perbedaan dalam cara menyelesaikan masalah. Mel adalah orang yang yang berprinsip bahwa masalah yang lalu biarlah berlalu, jadi dia paling ogah mengungkit masalah yang sudah lewat. Berbeda dengan aku yang justru lebih senang mengklarifikasi masalah. Jadi, setelah ribut biasanya aku selalu mencari waktu dan tempat yang tepat untuk membahas kembali mengapa pertengkaran bisa terjadi.

Perbedaan dua cara pandang ini akhirnya menimbulkan pertengkaran baru, pertengkaran susulan yang terjadi akibat klarifikasi pertengkaran sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu kami bertengkar, masalah seh dah kelar, tapi aku tetep ngajak Mel bicara untuk mengklarifikasi masalah biar tidak ada pikiran jelek dan sakit hati yang tersimpan satu sama lain. So, untuk mengklarifikasi masalah aku mengajak Mel ngobrol sambil makan es podeng.

De Ni: Say, sorry yha soal kemarin. Aku gak sms atau telepon kamu.
Mel : Udahlah Hon, masalah yang udah lewat jangan dibahas lagi.
De Ni: Yha, aku cuma kalirifikasi aja biar nggak ada yang mikir macam-macam
Mel : Nggak kok, ribut mah wajar, yang penting kan aku dah maafin kamu. Jadi nggak usah dibahas lagi yha.
De Ni: Iya, tapi aku cuma pengen kamu tahu bahwa kemarin tuh sebenernya aku udah coba hubungi kamu loh say. Cuma HP kamu mati.
Mel : Iya seh, tapi kan mestinya kamu bisa dong telepon temanku kasih tahu kamu ada di mana.
De Ni: Aku dah telepon temen kamu kok, cuma dia nggak angkat.
Mel : Iya, tapi kan kamu juga bisa telepon kantor, bilang mau bicara sama Mel.
De Ni: Aku nggak tahu nomer telepon kantor kamu, serius deh.
Mel : Ya kamu turun dong dari motor, masuk dan tanya sama satpamnya. Jangan diam aja di pinggir jalan depan kantor. Aku mana tahu kalau kamu dah lama nungguin aku di situ.
De NI: Yha nggak mungkin dong aku ninggal motor, kalau hilang gimana hayo???
Mel : Aduh hon, yha kamu parkirnya jangan di pinggir jalanlah, parkir di basement kantorku dong.
De NI: Aduh repot banget parkir di sana, rame, desak-desakan. Setengah mati naruh motor di situ.
Mel : Yha apa susahnya seh kamu repot dikit. Kasihan dong aku nunggu lama banget di atas.
De NI: Yha udahlah say, masa masalah gini aja dibesar-besarin???
Mel : Loh yang besar-besarin itu siapa? Kan kamu yang ungkit lagi.
De Ni: Aku nggak ungkit kok, aku cuma mau klarifikasi.
Mel : Iya, tapi kamunya jangan sewot dong.
De Ni: lagian kamu seh, masa masalah gini aja aku harus ribet pake parkir motor ke basement segala.
Mel : Yha udah kalau nggak mau parkir. Aku nggak maksa kok.
De Ni: Iya, tapi kamu jangan marah-marah dong. Kemarin tuh aku cape banget tau, jadi aku udah nggak bisa mikir apa-apa.

(Mel berenti makan es podeng, mukanya udah merah)

Mel : Jadi kamu ngajak makan es podeng cuma mau berantem lagi yha? Kalau gitu aku pulang aja. (Mel beranjak dari kursinya. Ribut susulan sedang terjadi)
De Ni: Yha udah kita pulang, tapi bayar dulu es podengnya dong.

(Mendengar kata "es podeng," tukang es podeng langsung ngeliatin dan menjadi penonton setia pertengkaran kami)

Mel : Loh kamu yang ngajak, kamu yang bayar dong.
De Ni: Iya emang aku mau bayar kok, tapi dompetnya kan ada sama kamu. Siniin!!!
Mel : Kamu ambil uang aja di ATM sana!!!
De NI: Loh kok kamu ngambeknya aneh??? Kartu ATM juga kan ada di dompetku.
Mel : Yha udah ngutang aja!!
De NI: Gimana seh masa ngutang??? Mana ada makan es podeng ngutang. Lagian mana boleh sama tukangnya
Mel : Kita kan langganan di sini. Biarin aja ngutang. Pasti bolehlah!!!

Tiba-tiba Tukang Es Podeng Nyeletuk

Tukang Es podeng: Di sini nggak bisa ngutang mbak (Yaelah, kayaknya Tukang Es Podeng bener-bener takut kami beneran bakal ngutang. Hehehehe)

Melihat tukang es podeng nyeletuk, aku dan Mel saling memandang, tersenyum dan langsung tertawa terbahak-bahak spontan. Tukang es Podeng jadi kebingungan.

Mel : Kami lagi bercanda kok Bang (Mel ngeluarin uang sepuluh ribuan dari dompetku. Tukang Es Podeng langsung senyum. Mukanya kayak orang menang udian, lega, seneng)

Kami jadi baikan dadakan dan meninggalkan tukang es podeng dengan berjalan bergandengan. Kuhampiri telinga Mel untuk membisikan, "Maafin aku yha Beib." Mel mengedip-ngedipkan mata kayak orang cacingan pertanda dia udah maafin aku.

So... Ternyata ada banyak masalah yang tidak perlu klarifikasi. Cukup diam, saling terima, saling mengerti sebab cinta mampu mengklarifikasi berbagai masalah yang tak terselesaikan.

Senin, Agustus 03, 2009

Dalam Doa Kekasihku...



Dalam doa kekasihku, ada namaku disebut. Dengan penuh cinta dan sayang, dengan penuh sakit dan beban, dengan penuh harap dan permohonan.

Dalam doa kekasihku, air mata adalah sebuah kewajaran. Kekasihku, Tuhan, doa dan air mata adalah irama yang harmonis di pagi buta.

Setiap ia melipat tanganya, dan mulutnya menyebut namaku meski aku masih dalam lelap, entah mengapa damainya terasa hingga kepori-pori jantungku. Kekasihku adalah nyawa bagiku. Dalam ketidakwajaran yang kami lalui, dia tetap menjadi pemuja Tuhan.

Dalam doa kekasihku, ada namaku disebut. Nama seorang perempuan yang sangat dicintai dan diinginkannya. Hingga tak mampu ia meminta apapun dari Tuhan untuk dirinya sendiri selain meminta kebahagiaan untukku.

Dalam doa kekasihku, cintanya bermekaran. Menebar kemerbakan di pagi yang dingin. Pagi itu, tangannya berserah, hatinya berpasrah dan pintanya mengiba. Akankah Tuhan mengabulkan segala pinta?

Tuhan, pandanglah kekasihku yang tak pernah lalai menyapamu sebelum menjalani hari. Peluklah dia dalam kecemasannya dan berikan cinta-Mu dalam kegalauannya. Yakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Antara dia, Engkau dan aku akan baik-baik saja...

Dalam doa kekasihku, ada namaku disebut. Diucapkan dengan cintanya, dilafalkan dengan sayangnya dan divokalkan dengan kasihnya.

Dalam doa kekasihku, aku tahu bahwa ia sangat mencintaiku...

Kekasihku, aku memuja doamu. Aku jatuh cinta pada kecintaanmu kepada Tuhan.

Sabtu, Agustus 01, 2009

Pertengkaran dalam Rumah Tangga Part 1


Siapa bilang hubunganku dengan Mel adem ayem tentrem tanpa masalah. Meski Mel itu penyabar dan aku itu bijaksana, hehehehe!!!. Tapi tetep aja yang namanya ribut akan selalu ada dalam setiap hubungan. Seperti kata ibuku, "Den, dalam dunia ini nggak pernah ada pasangan yang bener-benar cocok. Kalau ada ya karena dicocok-cocokin." Jadi, kami juga bertengkar kok. Tapi seberapa sering aku dan Mel bertengkar? dan apa penyebabnya?

Kalau ditanya seberapa sering, ya sering banget. Hehehehe, Mel bahkan punya kalender khusus yang bakal dia lingkarin pada hari kami bertengkar. Kalau dihitung-hitung minimal seminggu dua sampai tiga kali. Eits, jangan langsung mikir macam-macam dulu, sebab semua masih dalam batas kewajaran secara kami kan tinggal serumah. Jadi gesekan mah wajarlah, yang penting adalah bagaimana segala perbedaan dan keributan itu dapat diselesaikan dengan baik.

Lalu apa penyebabnya? Waduh banyak boss. Makanya mungkin untuk urusan ribut ini, akan aku tulis dalam beberapa posting. Intinya penyebab keributan yang utama adalah cuma urusan sepele, misalnya cuma karena lupa naruh kacamata.

Kali ini penyebab keributan adalah masalah kecepatan dan ketepatan. Aku adalah tipe orang yang kerjanya cepat (meski aku juga suka menunda pekerjaan, hehehehe) tapi nggak pernah tepat, sedangkan Mel adalah tipe orang yang kerjanya lambat tapi tepat dan akurat.

Hal inilah yang menjadi cikal bakal penyebab keributan dalam rumah tangga kami. Misalnya dalam hal mandi dan berpakaian, Mel butuh waktu 30 menit hanya untuk mandi, dan 30 menit untuk memakai baju, body lotion, bedak dan nyisir. Coba bayangkan, Mel butuh 1 jam dari mulai dari mandi hingga siap berangkat kerja, sedangkan aku hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mengerjakan semua hal itu. Tapi, mohon dimaklumi apabila ditemukan sisa sabun di rambut dan kupingku.

Atau misalnya dalam hal membuat materi untuk mengajar anak-anak, Mel biasanya membutuhkan waktu tiga hari untuk mengerjakannya, sedangkan aku hanya butuh waktu tiga jam untuk menyelesaikan. Tapi sekali lagi harap maklum kalau tiba-tiba ditemukan banyak ketikan yang salah pada hasil kerjaku, misalnya mau nulis "jengkel" jadi "jengkol".

Atau misalnya saat makan, Mel harus mengunyah makanan hingga 28 kali (sesuai dengan jumlah giginya, gigi grahamnya belum tumbuh loh hehhehehe), jadi dia membutuhkan waktu dua kali lipat lebih lama dariku yang mengunyah makanan hanya empat sampai tujuh kali. Tapi harap maklum kalau ditemukan Mel sedang menangis gara-gara aku yang lagi mengap-mengap ketelek tulang ikan.

Nah, di mana letak keributannya? Itu karena aku yang keseringan protes sama speed-nya Mel, dan Mel yang sering nyalahin keseleboranku. Nah, untuk bisa langsung memahaminya, mari simak percakapan di bawah ini.

De Ni : Say buruan dong telat neh kita!!! (aku udah di motor, udah memakai helm dan segala perlengkapannya pula, Mel masih di dalam rumah meriksa tas).
Mel : Sabar dong Hon, tar kalau ada yang ketinggalan gimana? aku mau periksa tas kamu dulu, jangan-jangan ada yang ketinggalan. (mel teriak dari dalam rumah)
De Ni : Nggak usah... cepetan ah kamu. Kamu mah lelet!!! (Teriak dari luar rumah)
Mel : (Mel keluar rumah langsung nangkring di motor) Loh kok kamu nuduh aku lambat? Aku kan cuma pastiin biar barang-barang kamu nggak ada yang ketinggalan. Tas kamu belum aku periksa loh.
De Ni : (Sambil narik tas) nggak usah, kita udah telat banget say. Aku tuh paling males ngebut-ngebut di jalan.
Mel : Loh? Jadi kamu marah???
De Ni : Kamu seh kalau dibilangin nggak ngerti-ngerti. Kan bahaya ngebut di jalan karena ngejar absen kantor. Kalau kecelakaan gimana hayo???
Mel : Kamu kan sering ninggal barang-barang, apa susahnya aku pastiin dulu.
De Ni : Iya kamu mau telat masuk kerja???
Mel : (Buang muka) duh kamu.... Apa susahnya seh periksa tas kamu dulu, mending periksa dulu deh. Paling cuma 5 menit.
De Ni : Duh ribet, bodo ah...
Mel : Ya udah kamu jawab pertanyaanku aja yha!!! Handphone, bawa?
De Ni : Bawa
Mel : Flasdisk, CD dan arsip kantor, bawa?
De Ni : Iya
Mel : Ompreng nasi bawa?
De Ni : itu mah penting, bawalah pasti
Mel : Minyak kayu putih, Teh hijau, obat pusing, suplemen vitamin, bawa?
De Ni : Iya iya
Mel : Handuk kecil, tisu basah, dom...
De Ni : (nyelak) ADUUUUUUUH UDAH DEH SAY... kita dah telat beneran.
Mel : Apa seh susahnya kamu periksa lagi, sini tasnya aku yang periksa. Cuma butuh waktu 5 menit kok say. Nggak bakal bikin telat...
De Ni : Aduh nggak usah deh say, TELAT TELAT TELAT!!! (Mel cemberut)
Mel : Hidung jambu lo dibawa nggak tuh? (Mel ngoceh ngasal, tanda dia dah bete abis)
De Ni : Tau ah!!! Lo mah kalau dah kesel bawa-bawa fisik!!!

Setelah 7 KM, artinya setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, aku berenti mendadak, Si Mel yang lagi ngambek ampe kaget.
Mel : Kenapa seh???
De Ni : Gawat neh, kita mesti balik!!!
Mel : Loh??? Kenapa???
De Ni : Dompet ketinggalan...
Mel : GUBRAKKKK!!!! TUH KAN... TADI JUGA AKU BILANG APA, PERIKSA DULU OM DENIIIIIII. TELAT TELAT TELAT!!! INI SEH BENERAN TELAT OM....