Sabtu, Januari 24, 2009

Tentang Imlek Dan Mimpi


Mel dan aku ingin bercerita tentang imlek. Tentang anak-anak kecil yang berbaris rapi di depan rumah menunggu angpao dibagikan. Tangan mereka terangkat tanda penghormatan kepada makhluk yang lebih tua. Setelah diangkat, tangan itu diturunkan dan mengadah untuk menerima sebuah amplof merah bertuliskan aksara cina, yang aku sendiri tak tahu apa artinya.


Tahukah kamu apa yang dipikirkan anak-anak saat mereka melihat beberapa amplof di genggaman tanganku? Aku menebak mereka membayangkan coklat, es krim, mainan dan berbagai barang yang siap mereka beli setelah membongkar isi angpao. Padahal angpao yang mereka terima hanya berisi beberapa lembar uang ribuan. Namun beberapa lembar uang itu cukup menjadi motivator untuk membuat mereka berkumpul berdesakan di depan rumah, tersenyum penuh harap dan melompat kegirangan. Padahal bagi kita, angpao dengan isi beberapa lembar uang ribuan itu hanya sedikit memberikan pertolongan. Isi angpao itu hanya berakhir pada tukang parkir, WC umum dan segelas Aqua. Tapi bagi anak-anak di kampung Mel, angpao itu melambungkan kegembiraan, senyum, khayalan dan berakhir pada harapan.

Apa yang membuat angpao merah itu menjadi sangat berharga di tangan anak-anak? Mengapa beberapa lembar uang ribuan mengalami peningkatan nilai, hingga mampu menarik senyum, riang dan tawa. Jawabannya hanya satu, yaitu karena angpao itu adalah sebuah impian yang jadi nyata.

Waktu aku kecil, malam sebelum Imlek adalah malam yang membuatku berdebar-debar, membayangkan berapa angpao yang akan aku peroleh, berapa uang yang akan aku terima, barang apa yang ingin aku beli. Angpao itu adalah adalah tujuan, harapan dan impian. Impian yang membuatku bersemangat datang dari satu rumah ke rumah lain, berdiri berbarisan, mengembangkan cengiran selebar-lebarnya dan mengucapkan kalimat dengan sangat manis "Terima kasih Cek, terima kasih Aih, terima kasih Oo, terima kasih Kong."

Sobat, impian adalah bagaikan bahan bakar yang memacu kendaraanmu berjalan. Impian, harapan, tujuan dan cita-cita adalah pemotivasimu untuk berani melangkah menggapai impian itu. Aku tahu kita tidak sedang memimpikan angpao di Imlek ini. Kamu tidak, aku pun tidak, meski di blogku ini ada tulisan "Angpao Na Lay" hihihihihi. Sumpah ini bercanda 100%, tapi kalau berneran seh.... hihihihihihihi. Eh, ampe di mana tadi? Oh... iya tentang impian yha? Yha, sungguh aku tidak tahu apa yang sedang kamu impikan sekarang. Mungkin kau memimpikan perempuan itu, baju ini, mobil itu, rumah ini, ah entah apalah. Aku cuma ingin bilang, jangan anggap impian adalah sebuah kesalahan. Impianmu adalah langkah awal untuk menggapai cita-cita itu. Impianmu adalah tenaga untuk kau bertindak. Impianmu adalah kekuatan untuk kau berusaha. Jadi, mari bermimpi di Imlek ini! Mimpikan aku, kamu dan kita menjadi manusia yang lebih baik.

"Met Imlek Yha!"

4 komentar:

  1. Om DeNi n Mel thayank...

    Met Imlek ya. Angpao-nya ditunggu lho :D

    -Mei-

    BalasHapus
  2. Angpao? iya om Den akan kirim angpao buat Mei. Terus Mei kasih angpao buat dede Mel. Nah passsss banget deh!

    BalasHapus
  3. Gongxi Fat Cai yah Den. Belum telat kan?? Belum tanggal 15. Hehhehehe...

    BalasHapus
  4. @ Grey,Thanks yha Grey. Nggak minta angpao kan?
    Hahahahahaha

    BalasHapus