Kamis, Desember 09, 2010

Dilema Lampu Tidur




Beli nggak ya? Beli nggak nih? Beli nggak sih? Bingung banget. waktu pertama kali lihat lampu ini di mall, jujur aku dan Mel langsung mupeng secara ngaku nggak sih kalau model lampu ini lucu, artistik dan unik.

Nah, masalahnya, nggak mungkin kan kami pajang lampu tidur model beginian di kamar cewek. Kalau ada cowok masuk bisa-bisa mereka tersinggung.

So...

Dalam beberapa bulan ini, aku berpikir keras untuk mengambil keputusan ini. Keras sekali, sakin kerasnya aku sampai nggak sempat makan siang (tapi kalau makan pagi dan malam nambah sih), nggak sempat mandi (kalau ini sih emang hobby-ku hehehe), nggak sempat bersih-bersih ruman (loh emang pernah? Bukannya semua dikerjain Mel?), nggak sempat menghadiri rapat dewan direksi (serasa deh), nggak sempat menghadiri pernikahan Marcella Zalianty dan Ananda Mikola (kayak diundang aja!, nggak sempat menghadiri undangan pidato di Gedung Putih (Cuih!), bahkan yang paling menyakitkan adalah nggak sempat update blog, hikh hikh hikh (ampun dah!).

Setelah melewati fase disonansi kognitif yang menyita tenaga dan pikiran, akhirnya aku putuskan untuk...

BELI!!! Eng ing eng! (apa yang terjadi terjadilah)

Harganya Rp. 75.000,-

Silahkan nilai sendiri apakah lampu tidur ini memang membuat resah, memunculkan konflik batin dan mendatangkan disonansi kognitif.





Kamis, September 30, 2010

Karena Ada Kamu...


Lengkap sudah. Ada makanan, ada TV, ada kasur, ada novel, ada kamu, ada cinta, ada kita. Pernahkah kau telusuri tapak-tapak berdarah yang telah kita lewati? Living together adalah indah, living together adalah menerima, living together adalah tantangan, living together adalah perjuangan juga.

Jangan kira tiap hari adalah cinta, tidak! Ada hari yang bercaci maki, marah, emosi, kesal, benci, menjauh, membuang muka, memunggungi, cuek, dingin, tangis, takut, gelisah, kecewa, curiga, cemburu, melecehkan, membanting, membentak, menghina.

Tapi entah mengapa semua terasa begitu indah. Segala amarah seolah sirnah saat tangan lembutku mengelus keningku, dan kesakitan hilang saat jemariku meraba kulit halusmu. Semua sirnah tanpa bekas.

Meski rumah tidak megah. Tapi semua terasa indah, karena ada kamu. Karena ada cinta. Sudah berapa lama? Tepat 2,5 tahun. Bukan waktu singkat, bukan masa yang mudah, bukan jalan yang licin, tak selalu berisi kisah suka, tak selalu berisi tawa.

Tapi... aku bahagia, karena ada kamu, karena ada cinta.

Rabu, Agustus 04, 2010

Kharismaku


Fiuh, setelah ditinggalkan seabad lamanya. Blog ini bagai rumah tak berpenghuni. Kotor, berdebu, banyak tikus nying-nying, curut, kecoak, cicak, bahkan singa dan naga. Maaf ya blog, bukannya aku melupakanmu. Tapi bulan kemarin aku sibuk banget lantaran ngurusin hidung yang tambah mekar. Halah!

So setelah lama tidak dijamah, ijinkanlah aku menulis hal-hal yang menyenangkan hati dan membanggakan diri ini. Diawali tentang data di memori jangka panjangku yang tiba-tiba muncul ke pusat otak. Membuat otakku senut-senut.

Hm... itu tentang pembicaraan antara aku dan Jo beberapa bulan silam saat kami makan siang bersama. Sebagai sesama kaum Bapak, maka pembicaraan kami adalah seputar bagaimana menangani ibu-ibu. Di tengah pembicaraan yang asik itu, tiba-tiba Jo mengajukan pertanyaan yang membuatku segera ingin masuk ke toilet dan berkaca. Pertanyaannya gini, "Den, kok bisa seh Mel jeles sama lo? Kan lo jelek."

HUH! kalau nggak mengingat bahwa Jo adalah partner menulis sejatiku di Sepoci Kopi, kalau tidak mengingat bahwa Jo adalah sahabatku yang paling setia, kalau tidak mengingat fans Jo yang banyak dan siap mengeroyok aku jika Jo kenapa-napa, kalau tidak mengingat bahwa Jo yang bayarin makan siang kami itu (hihihihi), pasti aku sudah... sudah... sudah... hm... hm... jadi nggak enak ngomongnya hm... hm... hm... Sudah... sudah... sudah... ajukan aplikasi pinjam uang untuk operasi hidung. Puas! Puas! Puas!

Malamnya, pertanyaan Jo aku sampaikan kepada Mel, cewek cantik itu menanggapinya dengan tertawa. Saat melihat muka mulai bete, barulah dia berhenti ketawa (mungkin dia pikir dari pada aku nekat ganti muka kan berabe tuh). Akhirnya Mel menjawab begini, "Aku cemburu karena, kalau aku yang cakep mau sama kamu. Berarti nggak menutup kemungkinan dong orang yang secakep aku juga suka sama kamu. Makanya aku cemburu."

Hidungku, oh hidungku langsung kembang kempis dengan kecepatan 90 kali kembang kempis per menitnya. Hampir saja hidung ini meledak kalau aku tidak teringat pada pesan Pak Haji, "Intinya penguasaan diri." Aku mengelus dada, tenang, tenang, tenang.

Tuh kan bener teori yang ada diotakku selama ini. Nggak penting wajah cakep untuk dapat cewek cakep. Yang penting kharisma. Maksudnya, kamu itu enak dilihat, enak diajak ngomong, enak diajak curhat. Dan, kayaknya aku punya semua kharisma itu. Cling!

Dengan malu-malu aku nanya lagi sama Mel, "Say, kalau emang tahu aku jelek. Kenapa kamu suka sama aku? Pasti karena aku berkharisma ya?"

Kali ini Mel tertawa guling-guling, sakin hebohnya, Mel guling-guling sampe masuk ke kolong ranjang dan menjedotkan kepalanya ke ranjang berulang kali sampai ranjang kami roboh. (Hehehehe, yang percaya sama cerita ini perlu ke klinik SOS Dokter Jo dan Mbah De Ni buat berobat). Intinya Mel ngikiklah.

Nah setelah ngikik, dia menjawab. "Aku suka kamu bukan karena kharisma kamu say. Tapi karena kamu enak..."

"Enak diajak ngobrol, enak diajak curhat, dan enak dilihat." Aku menebak. Mel mengelus dada

"Bukan, aku suka kamu karena kamu itu enak dicengin, enak diejek, enak dikata-katain. Cuma kamu yang bisa, yang lain pada nggak mau. Hahahahaha."

Ahhhh ASEM!!! Jadi nggak mood nerusin tulisan ini neh. Udah ah! Yang mau ikut ketawain aku silahkan. Kalau perlu bikin IKD (Ikatan Pencela DeNi). Cukup tulisan sampai disini.

Kamis, Juni 17, 2010

GEMESSSSSSSSSSSS!!!!


Ada seorang perempuan yang selalu bikin aku nggak tahan untuk segera mencubit pipi tirusnya. Dia menggemaskan, dia lucu, dia unik, dia aneh, dia ngangenin. Dia adalah Melisa... Kekasihku tersayang, belahan jiwaku yang selalu memaksaku bilang KANGEN KANGEN KANGEN.

Kuberitahu, apa yang membuat perempuan bermata indah itu menjadi perempuan yang paling menggemaskan:

Episode Pertama
Dia siang hari bolong yang panasnya naujubileh menjalik, aku sibuk membetulkan jok motor yang rusak. Saat aku berkeringat... Tiba-tiba terlontar kalimat yang menggairahkan dari bibir Mel:
"Hon, mau aku buatin es jeruk nggak?"
"MAUUUUUUUU!!!!" Sakin nafsunya bibirku sampe monyong lima senti waktu memberikan jawaban.
"Sayangnya, aku yang NGGAK MAU. Hahahahaha!"
"Loh bejimane, tadi nanya mau dibikinin es jeruk nggak?"
"Iya emang aku nanya gitu."
"Iya, aku mau."
"Iya, ngerti... sayangnya aku yang nggak mau bikinin kamu. Hahahahahaha"
"Huh!!! Jangan Ngomong!!!" Manyunnya bibirku lebih panjang dari pada saat aku teriak MAUUUUUUUUU!!!!

Episode Kedua
Kamar kami baru saja disemprot pengharum rungan. Aroma mawar semerbak, membangkitkan gairah cinta. Aku mendekati Mel, menghembuskan nafas lembut di lehernya, dan bertanya.
"Say, saat bercinta dengan aku, kamu nafsu sama tubuhku kan?"
Mel menjawab enteng, "Kadang-kadang, kalau bentuknya lagi bagus."
"MAKSUD LO???" Suasana romantis berubah jadi horor.

Episode Ketiga
Aku sedang memperhatikan raut wajahku di kaca. Menyisir rambutku berulang kali. Mel yang saat itu baru saja masuk kamar segera memeluk tubuhku dari belakang. Sambil senyum, kuajukan pertanyaan kepadanya.
"Aku cakep nggak say?"
"Duh, susah amat pertanyaanya. Kamu mau aku jawab bohong apa jujur?"
"Yang bohong dulu deh!"
"Kalau yang bohong, yaaaa kamu JELEK!"
"Hah? Kalau yang jujur?"
"Yang jujurnya, ya kamu... duh nggak tega ngomongnya..."
"Ngomong aja!!!"
"Kamu JELEK BANGET!!!"
"ASEMNYAAAAAAAAAA"

Episode Keempat
Waktu itu pukul satu pagi saat Mel membangunkan aku.
"Hon, Hon bangun Hon."
"Heh?"
"HON BANGUN!!!"
Dengan berat aku membuka mata. Sekuat tenaga mencoba duduk dipinggir ranjang lalu menarik tangan Mel keluar kamar.
"Loh mau kemana Hon?"
"Ke kamar mandi kan?"
"Ngapain?"
"Loh kamu bangunin aku bukannya minta diantar pipis?"
"Bukan, aku nggak mau pipis kok."
"Oh, ya udah aku ambilin air minum ya?"
"Ini udah ada." Mel mengangkat seteko air.
"Terus kalau bukan minta diaterin pipis atau minta diambilin minum, kamu mau ngapain bangunin aku?"
"Hm... Duh Hon.. Cuma mau ngingetin kamu, jangan lupa bobo ya."
"GEBLEK!" Aku mengacak-acak rambut Mel,

Episode Kelima
Malam itu aku mengendap-endap mencari setoples camilan. Meskipun hari ini aku sudah banyak makan kripik singkong dan Mel sudah melarang aku untuk menyentuhnya lagi lantaran penyakit radang tenggorokanku yang gampang sekali kambuh, tapi hawa nafsu yang menggelora ini tak bisa terbendung lagi.

Malam itu, Mel sudah tidur, berarti toples camilanku sudah tidak ada penjaganya lagi. Hihihihi Setelah beberapa menit mencari akhirnya ketemu juga toples camilan kesayangan... Tapi jujur aku kaget bukan kepalang saat melihat toples camilan itu dililit lakban berkali-kali... Dan tulisan di toples itu loh... bikin aku patah hati.... Hikh... Hikh... Hikh...

EH HIDUNG...
AKU UDAH TAHU DEH
KAMU PASTI DIAM-DIAM BAKALAN NYARI TOPLES INI LAGI KAN?
UDAH NYERAH AJA
LAGIAN KRIPIK SINGKONGNYA, UDAH AKU KASIH KUTUK
BARANG SIAPA MEMAKANNYA
MAKA HIDUNGNYA AKAN MAKIN BONGSOR
BUKAN LAGI SEPERTI JAMBU AIR
TAPI PEAR BANGKOK
RASAIN!!!

Saat aku kembali ke kamar dengan muka sedih, Mel malah cekikikan....
"Ada ya orang kayak lo!!!"
"Hehehehe. Ada dong!"
"GEMESSSSSSSSSSSSS!!!"



Selasa, Mei 25, 2010

Pelupa Berat...


Oke... Aku ngaku, aku ini punya kelemahan dalam mengingat umur, alamat, nama bahkan wajah orang. Baru saja aku berkenalan dengan seseorang, tiba-tiba aku bisa lupa siapa nama orang itu. Semua info itu memang masuk ke otakku, tapi hanya sebatas mengucapkan "hai" lalu dengan segera semua info itu pergi lagi. Jadi jangan ngambek kalau seandainya kamu chat denganku, lalu tiba-tiba aku bertanya berapa umurmu untuk yang kelima kalinya, atau bertanya di mana kamu tinggal untuk ketujuh kalinya, atau tiba-tiba aku bilang, "Wah di tempatmu kan makanan khasnya empek-empek," padahal udah lima kali kamu bilang kalau kamu bertempat tinggal di Semarang. Bukan karena kamu tidak penting sehingga mudah dilupakan, tapi karena aku adalah pelupa berat. Sampai-sampai aku lupa nama blog-ku, sehingga blog ini jarang di-up date (Lebay mode on).

Nah bagaimana kalau si pelupa ini bertemu dengan teman SMP-nya? Mari kuceritakan kisahku di weekend ini. Saat aku dan Mel jalan-jalan ke mall mencari kado ulang tahun salah seorang teman, sekonyong-konyong aku dikejutkan oleh seorang perempuan yang berlari kencang ke arahku dan serta merta memeluk tubuhku, mungkin lebih tepatnya menomprok tubuhku. Aku hampir limbung oleh tabrakan tubuhnya yang besar, untung saja aku ingat jurus-jurus Kung Fu yang diajarkan oleh kakek moyang, dengan kekuatan tenaga dalam, aku menghentak tubuhku hingga tidak terjatuh.

"Deniiiiiiiiiiiiiii, kangen gue." Perempuan itu mencium pipiku kiri dan kanan, kebayangkan gimana mukanya Mel, mirip banget kayak nenek-nenek yang ketelak sirih. "Makin montok aja lo!" Pempuan itu mencubit kedua pipiku, wajahku yang inoncent pasti makin terlihat imut saat itu.
"Busyeet!" Hanya kata itu yang terucap dari bibirku
"Deni, elo inget gue kan??? Waktu SMP gue duduk di depan bangku lo??? Awas lo ya kalau lupa. Inget kan lo?"

Jujur aku lupa, tapi melihat semangat dan kehebohan perempuan itu, aku jadi nggak tega kalau harus jujur, jadi terpaksa deh aku melakukan kebohongan. "Inget dong!"
"Hayo, siapa nama gue?" Nah loh, kalau sudah ditanya gini aku bakal keluar keringat dingin. Wajahnya seh masih aku ingat dikit-dikit, tapi untuk mengingat namanya bener-bener nggak ada penerawangan sama sekali deh. Hm... siapa yah namanya? Dian kali ya? Ah masa seh Dian? Hm... Tapi kata orang nama pertama yang muncul di otak, pasti nama itulah yang benar.

"Ya gue inget elo-lah" Aku menepuk-nepuk punggungnya, perempuan itu langsung nyengir lebar, "Gue inget dong sama elo Dian."
Perempuan itu melihat wajahku dan langsung meluncurkan protes, "Dian??? Gue bukan Dian, NGACO!"
Mel langsung melirikku, seolah dia ingin mengisyaratkan bahwa dia punya firasat buruk. Aku hanya tersenyum, mencoba menebak lagi.
"Mutia ya?"
"Bukan!"
"Ah pasti Betrix"
"Bukan"
"Chirstine"
"Ngaco"
"Ah... Catur kan?"
"Halah bukan"
"Nia ya?"
"Bukan"
"Amanda?"
"Bukan"
Mel cengo abis mendengar percakapan kami yang tidak jelas.
"Aduh siapa seh lo? Ayu? Nunging? Novi?"
"Bukan, bukan bukan."
"Nola? Nana? Selly?"
"Bukan semua"
"Asih? Amir? Joko? Parto? Memet? Jalangkung? Kuntilanak? Kolongwewe?"
"BUKAN... NGACO LO!!!"
"Iya, Jadi siapa dong?"
"Gue Anisa Den... Masa elo lupa."
Aku dan Mel menarik nafas lega. Seolah penderitaan telah berakhir.

"Ya ampuuuun... Iya iya... Gue inget sekarang. Elo Nisa, Nur Anisa..."
"Ngaco lagi lo Den, nama panjang gue bukan Nur Anisa. Ngaco lo!"
"Siapa dong? Khairunisa?"
"Bukan!"
"Anisawati?"
"Bukan."
"Anisa Triastuti?"
"Bukan."
"Anisa Soebandono?"
"Ngaco Lo, itu mah artis. Alyssa Seobandono kale!"
"Anisa Wibisono?"
"Bukan."
"Sapa dong? Anisa Bahar?"
"Bukan. Itu mah penyanyi dangdut."
"Anisa Winata?"
"Bukan!"
"Anisa Prancis? Anisa Monalisa?"
"BUKAN!!!"
"Anisa Arwarna?"
"Itu mah Tukul Den."
"Aduh... Siapa seh??? Anisa Sukmawati?"
"Bukan, bukan!"
"Anisa Pangastuti?"
"Halah."
"Oke.. oke gue nyerah, Anisa siapa seh???"
"Anisa Sulaiman..."

Lagi-lagi, Aku dan Mel menarik nafas lega...
"Oh Iya... Anisa Sulaiman... Elo yang duduk sama Ello kan yha?"
"Bukan..."

Mel yang sudah tidak kuat menangung penderitaan ini, segera mengginggalkan aku dan Anisa

"Sama Rully?"
"Bukan."
"Anto? Juki? Yudi?"
"Bukan, bukan bukan!"
"Ahmad? Subandi?."
"Udah.. udah udah Den. Gue dah cape. Yang duduk sama gue itu Adhi."
Aku menarik nafas lega, kali ini sendiri karena Mel sudah hilang entah kemana.

"Oh iya Adhi. Adhi yang nama panjangnya..."
"UDAH CUKUP DEN!!! Gue udah nggak kuat..."
"Huahahhahaha." Aku tidak mampu menahan tawa melihat Anisa yang kelelahannya seperti habis memandikan 5 ekor gajah dan memberi minum 10 ekor unta. Aku yakin Anisa bener-bener kapok dan nyembah nyembah sama Tuhan supaya tidak bertemu aku lagi.

Setelah mengakhiri percakapan panjangku dengan Anisa yang sebenernya isi percakapan itu didominasi oleh tebak menebak, aku mendapati Mel sudah duduk di kursi Mc Donald dengan satu cup McFlurry yang sudah hampir habis.
"Aku udah pesenin cocacola neh... Pasti kamu capek banget kan?"
"Ho oh, iya..."

Rabu, April 21, 2010

Hai Karyawan, Bertobatlah!!!


Peringatan: Tulisan ini hanya boleh dibaca oleh para karyawan yang sering madol ke mall saat jam kerja.

Asal mula ceritanya begini temen-temen. Berhubung kerjaanku membutuhkan daya imajinasi dan konsentrasi yang tinggi, maka wajar toh kalau aku jalan-jalan ke mall pada saat jam kerja. Wajarkan??? Iyalah... Jawab iya aja yha, dari pada saat baca blog ini, laptop, or compi or HP kamu nyetrum gara-gara tersengat santet dariku. Horor kan???

Nah dari dulu kalau aku belum ada ide padahal cetakan sudah kena dateline, maka kebiasaanku adalah jalan-jalan ke mall supaya kali-kali aja nemu ide segar berhubung suasana mall kan juga segar tuh. Tadinya seh ke mall cuma mau cuci mata or liat-liat barang unik. Tapi lantaran barang-barang itu terlalu menggoda maka acara cuci mata berubah jadi acara shoping ala emak-emak. Gimana nggak, lah wong belanjaannya adalah ember, seprey, handuk, bantal, loyang kue, piring, sendok, gelas, bra, celana dalam, panci dan penggorengan. Dalam hal ini si mami jadi sayang setengah mati sama aku, secara walaupun tampang preman begini, aku suka banget "merabot", artinya membeli peralatan rumah tangga. Sampe-sampe satpam kantor sering banget ngeledekin kalau aku balik ke kantor bawa ember, kain pel dan sapu, "Mbak Deni, abis dipecat yha sama nyonya yha???" Aku langsung nyahut, "Siaulll, emang lo kira gue inem pelayan montok apa pak???"

Nah ibarat kata pepatah, sepandai-pandainya tupai loncat pasti bakal turun berok juga eh maskudnya bakal jatoh juga. Siang itu, saat aku lagi milih-milih kaos ipin upin (aku lagi nyari kostum ipin upin yang ukurannya 20 untuk dipake sendiri. Tapi kayaknya langka!!! Kalau ada, tolong kasih tahu yha beli dimana!!!), tiba-tiba aku kaget banget saat bertabrakan dengan seorang lelaki gemuk, berjenggot dan berkaca mata. Pasalnya yang bikin aku kaget bukan gemuk dan jenggotnya, tapi karena perasaanku mengatakan bahwa aku mengenal sosok lelaki itu. Alamak Si Jambul.

"GLEK, mampus gue!!!" Ucapku dalam hati. Yaeyalah gimana nggak panas dingin secara si Jambul adalah staff HRD yang jutek dan galak banget. Konon kabarnya, kata temanku si Tommy, si Jambul itu kena penyakit "MEVDY" Apaan tuh? Nggak tahu deh, yang jelas itu julukan yang diberikan si Tommy. Katanya, Mevdy artinya Menstruasi Every Day. Iya juga seh, secara itu cowok emang lebih galak dari pada emak-emak yang kehilangan baskom.

Udah terlanjur tabrakan gini mau nggak mau aku nyapa dia deh,
"Jambul!!"
"Loh Den, ngapain lo di sini???"
"Gue mau... mau... hm.. refill tinta Bul."
"Loh kok ada di toko baju?"
"Ya kebetulan liat kaos ipin upin, sapa tahu ada yang cocok sama elo."
"Siaul, ngeledek gue yha" Si Jambul berkacak pinggang, "Hm... Madol lo yha???"
"Lah... Pan gue dah bilang refill tinta."
"Refill tinta itu di area komputer lantai 4, bukan di toko baju lantai 2." Asem deh, sifat juteknya si Jambul udah kambuh. "Hayo lo. Madol lo yha Den???"
"Yeeee.. kenapa seh lo nggak percaya? Nah elo sendiri ngapain di sini???"
Kali ini Si Jambul yang kaget , "Ya gue kan... Ada urusan"
"Urusan kantor??? Di toko baju??? Bah!!!"
"Ssssttt. Suara lo tuh kenceng banget seh Den. Gini neh, anak gue mau ulang tahun. Jadi gue cari kado. Udah elo diam-diam aja, jangan cerita sama yang lain, gue juga nggak bakal bilang-bilang sama yang lain kalau lo madol"
"Eh gue nggak madol yha, isi tinta!!!"
"Sama aja!!! Intinya sekarang gue ngeliat lo di toko baju anak-anak. Kalau lo mau aman, yha lo juga harus jaga rahasia gue dong. Ok Den???"
"Halah, Ya udahlah. Oke oke!!!" aku mengangkat kedua jempolku yang montok itu dan langsung ngacir. Iyalah ngapain lama-lama ketemu orang HRD di mall pada saat jam kerja. Bikin mati gaya aja.

Setelah ngacir meninggalkan si Jambul, aku langsung menuju toko bra untuk membeli beberapa bra buat Mel. Nggak sengaja aku melirik jam tangan. Busyeeettt!!! Ya Ampuuunnn!!! Huh!!! Rasanya pengen banget jedotin kepala ketembok!!! SIAUL KENAPA AKU JADI KETAKUTAN SAMA SI JAMBUL SEH??? SECARA INI KAN JAM 12.20, JAM MAKAN SIANG CHOY!!!. ITU TANDANYA AKU BISA BEBAS MAU JALAN KEMANA PUN, ASAL JAM 13.00 UDAH ADA DI KANTOR LAGI.

Nggak habis mikir kenapa aku jadi pake acara takut sama si Jambul seh tadi??? Lagian si Jambul juga kenapa jadi takut sama aku yha??? Ketahuan deh jangan-jangan selama ini dia juga sering madol. Ini neh akibat sering madol jam kerja, bawaanya jadi parno. Nggak bersalah malah jadi ngerasa salah. Kapok deh!!! Beneran kapok!!! Lain kali kalau lagi bete mending godain si Tommy aja ah.

So pesanku pada tulisan kali ini adalah: bekerjalah dengan baik. Jangan suka bolos! Jangan suka jalan-jalan pas jam kerja. Jadi karyawan teladan yang datang tidak terlambat, dan pulang tidak duluan. OCREEEE???

Oh iya, ending ceritanya gini temen-temen. Pukul 16.30 saat sedang absen pulang, aku ketemu si Jambul di tempat absen, dan dengan serempak kami langsung ngomong:
"Tadi pas kita ketemu di mall itu, pas jam makan siang loh!!!"
Dan... Saudara-saudara yang terkasih, untuk pertama kalinya dalam hidup ini, akhirnya aku bisa tertawa bareng si Jambul yang selama ini banyak ditakuti karyawan dengan julukan "Menstruation Every Day" Hebatkan aku???

Selasa, April 06, 2010

Sabarlah...


Kau pikir semua orang baik??? Huh! Entah bagaimana aku harus menghadapi orang-orang yang berkepala dua itu. Yang menampakkan dirinya sebagai malaikat, tapi ternyata berhati iblis. Berkali-kali kekasihku disakiti oleh perkataan dan perbuatan mereka. Aku ingin sekali membalas kelakuan mereka kalau saja aku tidak ingat apa arti mengasihi yang sesungguhnya.

Lebih baik mereka jauhi kekasihku, jangan sapa dia dan jangan menjilatnya kalau niat sesungguhnya hanyalah untuk membuat kekasihku menangis. Entah apa salahnya kekasihku, perempuan lembut yang hampir tidak pernah menaruh pikiran jahat terhadap siapa pun. Apa salahnya kekasihku??? Bahkan di tengah kejahatan merekapun, ia masih menyebut nama-nama mereka dalam doa-doanya. Mereka sungguh terlalu... Mereka menghukum kekasihku tanpa sebab. Mereka menyiksanya tanpa alasan.

Entah bagaimana aku harus menjelaskan kepada mereka, para perempuan yang menyebut Mel sebagai sahabat. Lebih baik mereka panggil kekasihku musuh dari pada mereka menciumi Mel lalu meludahi wajah kekasihku dengan air liur mereka yang sudah basi. Tahukah mereka betapa remuk hatiku setiap kali melihat Mel menangis???

Apa salahnya??? Jelaskan padaku??? Selain keleletannya, sumpah aku hampir tidak menemukan kekurangan dalam dirinya sedikitpun. Jadi apa yang harus mereka cela dari dia??? Kenapa mereka harus berpura-pura manis??? Apa mereka pikir Mel begitu lemah hingga harus dilukai dengan kejahat yang berselubung dibalik wajah manis???

Huh!!! Kenapa aku harus mengotori blogku dengan rasa sakit ini??? Tidak... aku tidak membuat blog ini untuk memaki kejahatan mereka...

Sudahlah....

Lebih baik kujumpai kekasihku, memeluknya dan berkata..

"Mel seberapa banyak pun orang yang melukaimu,
bahkan saat sahabat terbaik berbuat jahat kepadamu.
Percayalah, aku dan keluargamu akan selalu ada untukmu.
Untuk memeluk kamu dan membuatmu merasa nyaman.
Dan percayalah... Tuhan ada beserta kita.
Karena bukankah cintaku membuatmu nyaman???
Bukankah cinta keluargamu membuatmu kuat???
dan bukankah cinta Tuhan yang paling sejati membuatmu tabah???
Sabarlah sayang, karena...
ORANG SABAR PANTATNYA LEBAR!!!! HOREEE!!!!"

Jumat, Maret 26, 2010

Anniversary tahun ini


Dari mana yha awalnya kenapa aku bisa jatuh cinta kepadamu??? Mungkin orang-orang yang pernah melihatmu akan bilang bahwa aku jatuh cinta kepadamu karena kamu cantik. Iya seh kamu emang cantik, dan cuma orang aneh yang bilang kamu nggak cantik. Sebagai perempuan, kecantikan kamu itu sempurna...

Tapi, kalau benar aku jatuh cinta padamu karena kamu cantik, mengapa aku butuh waktu hingga tiga tahun untuk meyakinkan diriku bahwa aku mencintaimu??? Bukankah cukup waktu 2 menit untuk cinta yang datang dari mata lalu turun ke hati? Kalau gitu berarti aku tidak jatuh cinta pada fisikmu.

Berawal dari hari itu, saat aku ditugaskan untuk membeli peralatan Sekolah Minggu, aku memilih kamu untuk menemaniku. Bukan, sekali lagi bukan karena kamu tercantik diantara teman-temanmu, tapi karena cuma kamu yang masih libur sekolah. Dan hari itu untuk pertama kalinya kita pergi berdua meski telah tiga tahun kita berteman. Mungkin... hari itulah aku jatuh cinta padamu... karena sejak hari itu aku tidak berhenti memikirkanmu, dan bukankah sejak hari itu juga kamu selalu merindukanku???

Memang semua berawal dari jauh sebelum hari itu, aku sudah mengagumi pribadimu yang sabar dan kau sudah jatuh cinta pada kharismaku, pada caraku membacakan puisi, tapi mungkin hari itu adalah moment dimana kita yakin tentang perasaan khusus yang kita miliki satu sama lain.

Mulai hari itu kan kita jadi sering membuat pertemuan-pertemuan. Kita mencari-cari alasan untuk bisa bertemu. Entah memintamu mengantarku membeli baju untuk papaku, atau menjemputmu di sekolah, atau menemanimu belajar, atau mengantarmu mencari tempat kuliah. Juga kamu yang terkadang pura-pura sakit supaya aku jenguk. Intinya kita sering bertemu, dan tidak ingin saling melepas.

Ah... masa PDKT memang masa yang paling indah. Aku jadi benar-benar ganjen. Berdandan habis-habisan. Aku selalu wangi dan motorku selalu bersih. Masa PDKT adalah masa pengorbanan gila-gilaan, kamu ingat??? bahkan aku rela membantu kakakmu mengupas berkilo-kilo kacang hingga tanganku keriput hanya agar bisa bersamamu. Duh say kalau nggak demi kamu aku nggak mau deh ngupasin kacang yang banyaknya naujubileh satu persatu. Atau kamu ingat, aku menempuh jarak puluhan kilo meter hanya untuk meminjam bukumu, semua aku lakukan hanya untuk berjumpa denganmu. Meski hanya sebentar, tapi aku rela melakukan semuanya, karena berjumpa denganmu adalah candu untukku. Halah!!!

Hingga malam itu, rasanya kita tidak bisa lagi membohongi perasaan dan bersembunyi dibawah moral dan etika. Kuberanikan diri, dua tahun lalu dalam ruang gelap tanpa setitikpun cahaya, kutanyakan padamu,
"Kamu cinta aku?"
"Iya"
kamu jawab malu-malu. Hatiku penuh dengan bunga, ada yang putih dan ada yang merah.
"Kalau gitu kita jadian yha???"
"Iya, ya udah jadian" kamu jawab dengan lebih malu-malu

Aha..... Sekarang sudah dua tahun... Nggak berasa yha??? Dua tahun bersamamu adalah dua tahun terbaik dalam hidupku. Meski badai dan cobaan datang, tapi ingin kukatakan hal yang bukan gombal bahwa aku bahagia berasamamu, lebih dari yang mereka tahu...

Happy anniversary my princess.

Senin, Maret 22, 2010

Ulang Tahunmu Kali Ini...

Entah kalimat apa lagi yang harus aku tulis untuk mengungkapkan cintaku padamu. Kalau seluruh dedaunan menjadi kertas dan lautan menjadi tinta, maka pohon-pohon tak lagi berdaun dan lautan telah habis kering. Sebab tiap detik aku memetik dedaunan itu dan menuliskan puisi cinta untukmu.

Jadi aku bingung ingin menulis apa di hari ulang tahunmu ini. Bukankah ciuman yang kuhadiahkan di keningmu semalam lebih dari jutaan puitis? Dan bukankah bait-bait doa yang kita panjatkan semalam telah mengungkapkan semua rasa cintaku kepadamu. Jadi apa yang harus aku tulis lagi, akupun tak tahu. Maka, tanyakanlah tetang rasaku pada dedaunan yang melayang ditiup angin sambil mendendangkan puisi cinta yang aku tulis dipunggungnya. Dengarkanlah dendangnya sayang:


Aku suka matamu
karena mata itu selalu memandangku sebagai manusia sempurna


Aku suka telingamu
karena telinga itu tidak pernah lelah mendengar keluh kesahku


Aku suka bibirmu

karena bibir selalu mengeluarkan pujian yang t
idak gombal, kritikan yang membangun dan doa-doa yang tulus

Aku suka tanganmu

karena tangan itu selalu mengenggamku dalam suka duka, sehat sakit, tawa tangis, kaya miskin


Aku suka tubuhmu

karena tubuh itu selalu memelukku erat demi menghantarkan kekuatan


Aku suka kakimu

karena kaki itu selalu setia melan
gkah mendampingiku kemanapun aku pergi

Aku suka kamu...
seluru
hnya...
Aku tergila-gila padamu

Padamu seutuhnya...

Untuk lebah madu-ku tersayang

Kuhadiahkan kecupan di bibirmu

Kecupan yang lebih manis dari madu


Selamat U
lang Tahun sayang...


NB:
Sumpah dan suer say, setengah mati nyari kue yang berbentuk lebah sesuai dengan arti namamu dan berwarna pink sesuai dengan warna kesukaanmu... Huh! Demi cinta... Cinta oh cinta... Beginilah cinta... deritanya tiada akhir....



Senin, Maret 08, 2010

Tahun Lalu...


Sudah setahun belalu kekasihku, tapi sakitnya masih begitu menyengat. Hari itu adalah hari terburuk bagi kita. Dimana pedang yang bernama norma menyayat-nyayat cinta kita. Kita terhempas kesudut. Mulut kita yang menganga disumpal kain agama dan susila hingga penuh. Tak ada pembelaan darimu dan dariku pada hari itu. Karena norma, agama dan susila itu telah membungkam semua kata.

Kita adalah perempuan dursila, najis dan penuh noda yang diadili oleh moral. Kita terhempas ke jurang terdalam tak bertepi. Luka, lemah, menghancurkan semua bangunan moral yang telah kita dirikan dengan bangga. Sungguh, aku sangat takut kehilanganmu, hingga matilah seluruh saraf di tubuhku. Aku tak bisa lagi menjadi pahlawanmu, karena hari itu hilanglah kekuatanku seiring dengan matinya sebuah harapan. Aku adalah drakula yang kehilangan taring, macan yang kehilangan cakar, rajawali yang kehilangan sayap, dan perkutut yang kehilangan bunyi.

Ah... aku pasrah kekasihku, jika memang hari itu aku harus kehilanganmu. Aku rela! Bawalah jiwa dan hidupku bersamamu. Karena jika hari itu aku melangkah pergi meninggalkanmu, maka tubuhku hanya sebuah cangkang yang dihidupi oleh jiwa yang membusuk.

Tapi... ternyata semua tidak pernah berakhir. Cinta menguatkan kita bertahan dalam kelemahan, cinta membuat kita rela mati dalam kecintaan kepada hidup, cinta membuat kita rela terhina, diinjak-injak dan dibuang.

Ambilah semua yang aku punya, tapi jangan pisahkan aku dari orang yang kucintai.

Hari ini, marilah kita menciumi kaki Tuhan dengan penuh air mata. Sebab Dia adalah Tuhan yang selalu mendengar rintih dan doa, kelu dan kesah, mohon dan harap. Hari ini, aku mendapatkan tubuhmu saat mataku terbuka. Maka bait yang ingin keluar dari bibirku adalah puja dan puji bagi Tuhan. Dalam nafasmu yang kuciumi dengan cinta, kurasakan kasih Tuhan yang damai menyusup ke celah paru-paruku. Sungguh, semua adalah anugerah Tuhan.

Janganlah kau benci hari itu kekasihku. Karena hari itu telah mengajari kita banyak hal besar. Tentang betapa sayangnya Tuhan kepada kita, betapa berharganya sang kekasih, betapa besarnya pengampunan yang diberikan kepada kita dan betapa setianya sahabat-sahabat kita.

Mereka, sahabat-sahabat tersayang adalah seberkas sinar. Dalam pangkuan mereka kita berteduh. Lemah memang, tapi mereka menyinarinya dengan kehangatan. Kisah, sakit dan luka ini kusembunyikan dalam genggaman para sahabatku. Dalam remuk hati mereka memeluk kita, dalam tangis mereka menghapus air mata kita, dan dalam harap mereka memanjatkan doa-doa untuk kebersamaan kita.

Maka untuk kesakitan yang tiada tara setahun silam. Kukecupkan ucapan terima kasih pada bibir kalian... Bening, Jo, Carry dan Perempuan Aneh...

Sabtu, Maret 06, 2010

Siapakah Kamu Hai Perempuan?


Siapakah kamu hai perempuan? Harum tubuhmu adalah pesona yang membunuh. Aku mengigil merindumu. Tawamu adalah matahari yang menyengat dan senyummu adalah salju yang lumer di padang gersang.

Siapakah kamu hai perempuan? Penjaga malam yang setia. Bulan kawalmu untuk membelai lembut keningku. Mengapa kau terjaga pada malam gelap sayang? Tidakkah matamu mengantuk? Untuk menjagakukah? Ah... Tak perlu... sebab cintamu telah memagariku.

Siapakah kamu hai perempuan? Pemiliki bola mata coklat yang lembut memandangku. Semalam matamu memberitahuku betapa berharganya aku bagimu. Tak perlu kau berucap, sebab seluruh isi hatimu telah kuketahui.

Siapakah kamu hai perempuan? Kakiku kau ciumi dengan cinta. Ada kopi dan roti di pagi hari. Ada tongkol goreng dan tumis buncis di siang hari. Ada telor balado dan ayam goreng di malam hari. Ada cinta dan gairah di tengah malam.

Siapakah kamu hai perempuan? Tergila-gila ku memujamu. Jatuh cinta pada lekuk tubuhmu, pada lentik jarimu, dan pada halus kulitmu. Rengkuhlah aku dalam sujud pemujaan. Belailah rambutku dengan sayang.

Siapakah kamu hai perempuan? Kamu... kekasihku...

Kamis, Februari 25, 2010

Lirik-lirikan....


Jangan kira matanya Mel nggak cling cling ngeliat cewek cakep yha! Huh! Meskipun tuh cewek feminim 100%. Sumpah feminim abis, kalau aku bohong biar dicium angelina Jolie dah. Kalau nggak percaya tanya Jo deh gimana feminimnya Mel. Mulai dari cara dia berpakaikan, jalan, bicara, makan, duduk sampai ketawa menunjukan bahwa dia cewek sejati.

Tapi emang dasar lesbi, sefemme-femmenya Mel tetep aja dia ceria banget ngeliat cewek or femme yang cakep. Aku yang emang katahuan andro ganjen aja kadang nggak peka sama kehadiran cewek cakep disekitarku. Tapi dalam hal ini radarnya Mel aktif banget, di pasar, di mall, di terminal, di jalan, di gereja, di perempatan, di mana aja, dia bisa nemuin cewek-cewek cakep. Mantap kan???

Seperti hari itu, saat jalan-jalan ke mall, Mel bilang,
"Say ada cewek cakep tuh di belakang."
Aku langsung nengok, "Mana???"
Mel cemberut, "Huh! Denger kata cantik aja langsung nafsu deh. Dasar ganjen!!!"
"Loh bukannya kamu duluan yang bilangin aku tentang cewek cantik itu. Jangan-jangan dari tadi mata kamu emang ngelirik-lirik yha???"

Mel cuma cengengesan. Dan tahu apa yang terjadi kala itu? Akhirnya aku dan Mel berdua-duaan kompak ngelirikin perempuan yang kami panggil dengan sebutan cewek cantik tadi. Abis ngelirik cewek cakep itu, terjadilah percakapan dengan wajah mupeng,
"Cakep ya Mel"
"Iyaaaa cakep banget yha say"

Dan seperti tadi pagi saat berangkat kerja, Mel yang tadinya anteng dibonceng jadi grasa-grusu dan teriak-teriak,
"Ada cewek cakep tuh say???"
"Mana???"
"Itu loh yang pake helm merah. Cakep!!!"
So tahu apa yang terjadi? Alhasil aku jadi ngebut naik motor, ngebalap beberapa motor yang merintangi hanya untuk ngeliat wajah cewek cakep itu. Setelah melihat wajah cantiknya, kami berdua langsung cengar-cengir.
"Hehehehe, cakeeeepnya..."
"Cakep, cakep, cakep...."

Jadi siapa yang dilirik Mel? Kayaknya mulai dari femme, andro sampai butch. Huh! Sampe sekarang aku masih suka cemberut kalau inget dia yang semangat banget saat liat andro ganteng di sebuah mall beberapa waktu lalu. Emang seh tuh andro cakep banget, mirip bintang film korea. Cakeeeeeeeep banget! Jadi pengen ketemu lagi, loh kok aku malah???

So... Bagaimana dengan om De Ni? Hm... Kayaknya aku cuma semangat ngeliat femme or cewek cakep deh. Oleh karena itu, nggak jarang Mel suka muter kepalaku kalau aku ngeliatin cewek cakep.

Mel suka cewek cakep, aku juga. Mel punya kebiasaan lirik cewek cakep, aku juga. Tapi pernahkah kami ribut karena masalah ini? Nggaklah!!! Semua baik-baik kok. Kegiatan lirik melirik hanya sebatas pada menyegarkan mata yang udah layu akibat kena polusi udara. Hanya sampai disitu.

Apakah ada keinginan yang lebih dari sekedar melirik??? Nggaklah, soalnya menurutku dari semua cewek cantik yang aku lirik, nggak ada yang lebih cantik dari Mel. Dan menurut Mel, dari semua cewek cantik, andro keren dan butch ganteng yang dia lirik, nggak ada yang punya hidung seantik hidungku. Yaeyalah say!!! Kalau semua cewek-cewek itu punya hidung jambu kayak aku pasti kamu nggak bakal lirik kan??? Nggak keren banget deh!!!

Jadi kenapa Mel bisa jatuh cinta padaku dengan segala kekurangannya??? Baiklah aku ceritakan, eh tapi nanti aja deh. Tunggu tanggal mainnya yha.... Don't Miss It!!!

Kamis, Januari 21, 2010

Sahabatku Tersayang...


Sahabatku tersayang. Sahabat straight-ku yang telah mendampingiku melewati masa-masa SMA yang ceria. Tahukah kamu aku penuh haru saat melihatmu berjalan berdampingan dengan suamimu menuju altar gereja. Kamu cantik sekali dengan balutan gaun putih menawan. Hatiku bergetar... Hatiku dan hati Mel saat itu berlimpah bahagia.

Masih kuingat dulu, betapa sayangnya mamamu kepadaku sehingga dia melimpahi tugas mengasuhmu. Aku menyuapimu kalau kamu malas makan, mendampingimu belajar, memarahimu kalau kamu salah langkah, mengantarmu kemana pun kamu pergi, hingga mendampingimu bulan-bulan pertama saat kau masuk kuliah. Ah... Kala itu aku seperti mamimu. Meski kita seumuran, sekelas, satu tempat duduk. Tapi aku ditakdirkan menjadi pemimpinmu.

Hari ini kita kembali bertemu di dunia maya. Berbincang soal malam pertama, bulan madu dan penikahan. Ah... Kau pasti lega sekarang, karena lelaki itu telah mendampingimu. Lelaki yang kuanggap mampu menjadi imam bagimu. Lelaki yang bertanggung jawab dan berbudi baik. Lelaki yag selalu renyah dalam tawa.

Sahabatku, entah bagaimana kata-kata itu terangkai, hingga tiba-tiba aku dan kamu telah sampai pada pembicaraan yang membuat hatiku risau. Kukatakan kepadamu...

"Kalau gue nikah itu mujizat."
"Kenapa Den?"
"Gue udah nggak mikir ke situ..."
"Nggak perlu nikah Den, kalau lo nggak sanggup. Yang penting lo bahagia. Nggak nikah juga nggak apa2."
"Hm..."
"Gue akan tetap disamping lo, apapun pilihan lo. Seburuk apapun penilaian orang lain."

Sahabat tersayang, mengertikah kau tentang perasaanku saat ini? Pahamkah mengapa sampai saat ini aku tak berniat menikahi lelaki mana pun? Apakah kau maknai dengan baik tiap genggaman tanganku dan Mel? Dia perempuan yang selalu kau tanya kabarnya, dia perempuan yang selalu kau undangan dalam berbagai acara yang kau adakan. Dia adalah perempuanku...

Sahabatku tersayang... Hari ini aku haru... semoga suatu saat nanti kamu akan menjadi sahabat straight pertamaku yang tahu bahwa aku adalah lesbian...

Kesejatian persahabatan adalah ketika tangannya terbuka saat tangan seluruh dunia tertutup..

Rabu, Januari 06, 2010

Ngambek...


Hari ini telah aku bawakan sebatang coklat untukmu, tapi tak jadi kuberi. Aku memang tukang ngambek. Siang itu aku menangis, mungkin sama sepertimu yang ikut menangis setelah jejak motorku meninggalkanmu. Sejinjing nasi kotak yang kau bawakan mengayun-ayun di motorku.

Mungkin saat itu kita saling membenci...

Berkali-kali kamu SMS aku, begitu juga aku. Setiap selesai membaca SMS-mu, aku langsung nangis lagi. Aku memang sensi, cengeng dan tukang ngambek.

Luluhkah hatiku??? Ya... aku luluh... Buktinya, kusantap juga nasi kotak yang kau berikan tadi. Bukan karena aku lapar. Ah malu rasanya mengakui aku luluh karena lapar. Sayang, aku luluh bukan karena aku lapar, tapi karena aku luluh maka aku lapar.

Ada sayur bayam di sana, rendang daging, bakwan udang, bakwan jagung dan buah dukuh. Em... enaknya... Sebenarnya, seribu ucapan terima kasih ingin kuungkapkan. Sudah kugenggam HP hendak mengirimkanmu SMS, tapi aku gengsi. Ya, aku memang tukang ngambek.

Utungnya kamu yang mengalah dan mengirim sms duluan, "Say... Kalau kamu makan nasi kotak yang aku kasih, jangan makan donatnya yha..."

Seketika aku tertawa, gantungan kunci berbentuk donat begitu manis rebah di samping nasi kotak pemberianmu. Ah kau ingat saja... Di Mall beberapa bulan lalu, aku merengek minta dibelikan gantungan kunci berbentuk donat, roti dan biskuit. Kenapa??? Karena aku suka makan. Semua gantungan itu akan kujadikan sumber fantasi jika aku lapar. Kubalas SMS-mu "Hahahahahaha, bisa aja kamu. Thanks yha..."

Mungkin saat itu kita saling mencinta...


Hari ini aku telah mendapat gantungan kunci berbentuk donat. Aku senang... Tapi berarti kamu masih hutang gantungan berbentuk roti dan biskuit. Awas kalau tidak dibelikan!!! Aku kan tukang ngambek!!!

Ribut dan Mesra adalah pelangi dalam sebuah hubungan...

Selasa, Januari 05, 2010

Kekasih...


Kekasih, satu tahun lagi kita lewati. Tahun 2009 yang berat, yang membuat harga diri kita terinjak-inajk, tahun yang telah merampas hak kita untuk membela diri, tahun di mana aku disebut sebagai manusia gagal, tahun yang membuat seluruh usaha yang telah aku bangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap. Menyesalkah aku memilih jalan ini? Menyesalkah aku menjadi kekasihmu? Menyesalkah aku jatuh cinta kepadamu?

Ah... bolehkah aku tidak menjawabnya? Karena bukankah keberadaanku disampingmu saat ini telah membuktikan bahwa aku tidak pernah menyesal sedikit pun memilih jalan ini? Sebab telah kupahami dengan penuh apa arti cinta kita.

Jadi, aku mohon padamu kekasihku tercinta. Janganlah berikan patokan waktu pada cintaku yang tak pernah lekang oleh jaman. Janganlah berikan batas pada cintaku yang tak bertepi. Janganlah berikan akhir pada cintaku yang abadi. Sebab mencintaimu adalah kebahagiaan yang tak ternilai.

Untuk cinta yang tak lekang, untuk sayang yang tak bertepi, untuk asmara yang abadi, maka aku lemparkan harga diri, aku ludahi keangkuhan, aku injak-injak kesombongan untuk memohon kepadamu, "Jangan tinggalkan aku!"