Selasa, Desember 23, 2008

Sayur Bayam dan Ayam Balado Untuk Bunda


Bunda hari ini aku masak di dapur. Seperti biasa, seperti tahuh-tahun lalu di mana ragamu masih ada di dunia ini. Maka aku kudedikasikan hari ini untukmu. Aku memasak sayur kesukaanmu. Bayam berkuah yang ditaburi parutan jagung, dan beberapa potong ayam balado mendampingi.

Bunda hari ini aku memasak dengan sempurna. Masakannya begitu lezat. Sayur bayamnya segar, dan ayam balado itu loh Bunda, pedasnya pas dengan seleramu. Tapi Bunda, coba lihat tanganku. Aku terkena cipratan minyak panas saat menggoreng ayam. Duh, aku ingin menangis. Untung aku mengingat tentangmu Bunda. Sejak menikah dan membesarkan anak-anakmu, entah sudah berapa tetes minyak panas yang melepuhkan tanganmu. Ah Bunda, saat kupandang dirimu, kusadari bahwa aku hanya setetes air di tengah samudra.

Jadi kau pasti tahu untuk siapa aku memasak, untukmu. Bukankah ini sudah menjadi ritual tiap tahun pada hari ibu? Setiap hari ibu, aku selalu bangun pagi-pagi, memasak, membersihkan rumah, mencuci, menyetrika dan memberi pijatan lembut untukmu. Bunda tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu.

Tapi, aku tidak menemukanmu hari ini. Seperti tahun-tahun lalu, kau selalu duduk gelisah di ruang tamu menungguku memasak. Dengan gairah kau mencicipi masakanku dan dengan senyum kau akan bilang, "Luar biasa enak loh Neng!." Ah, aku tahu kau bohong, sebab setelah kucicipi, masakanku terasa sangat hambar. Mungkin kurang garam. Tapi aku tahu kenapa waktu itu kau memujiku? Karena kau sangat mencintaiku.

Kau tidak menemuiku hari ini. Entah di surga kau sedang berpesta apa. Sedang menaikan kidung bagi Tuhan kah kau? Atau sedang berjalan mengelilingi danau pelangi yang bertanah emas? Yang jelas ada jarak di antara surga dan bumi, di antara aku denganmu. Jarak yang sangat jauh. Namun sejauh apapun jarak yang membentangi kita, kau tidak pernah lalai mengirim cinta dan kasih sayang sehingga aku merasa kita begitu dekat.

Bunda, di ruang tamu ada seorang perempuan tua. Kulitnya sudah keriput, tapi begitu lincah. Dia adalah "mertuaku," mamanya Mel, "menantumu" itu loh. "Mertuaku" itu sangat baik bunda. Dia merawat dan mengasihiku seperti yang ia lakukan pada Mel. Bolehkah aku berikan sayur bayam dan ayam balado ini kepadanya juga Bunda? Yha aku tahu kau pasti jawab boleh. Karena dia juga adalah seorang ibu. Sekarang dia juga adalah ibuku.

Jadi, aku ingin menjadikan hari ini berbeda Bunda. Aku, kau, perempuanku dan mertuaku. Aku ingin kita duduk bersama. Kita bersama makan sayur bayam dan ayam balado buatanku. Aku berharap masakanku mendapat puji darimu Bunda. Aku harap makanan itu habis terlahap.

Selamat Hari Ibu Bunda. Aku cinta padamu!

2 komentar:

  1. de ni, aku yakin bundamu secantik bundaku yang memeriku tamparan tadi malam. sambil berkata, "Ingat kamu perempuan. tak sepatutnya mencintai dia yang punya kelamin sama denganmu,"...
    bagaimanapun, aku mencintai ibuku...masih mencintainya dan selalu mencintainya...

    BalasHapus
  2. @yups, aku salut pada kamu sista!!!
    ibu tetaplah ibu. apapun yang ia lakukan adalah untuk kebaikan kita.
    Jabat hangat untukmu!!!

    BalasHapus