Rabu, Maret 11, 2009

Bunda, Peluk Aku!


Bunda, maukah engkau bangkit dari kuburmu? Dobraklah tanah yang menimbun tubuh. Munculah kembali ke bumi dan temui aku. Peluklah aku seerat yang kamu bisa. Bahkan remukanlah tubuhkan dengan pelukanmu. Saat ini aku ingin ada orang yang memelukku dengan begitu erat. Seerat-eratnya.


Atau bawalah aku ke duniamu bunda, ke dunia orang mati. Dunia yang hanya dipenuhi kebahagiaan dan riang canda. Aku ingin menikmati kembali kebersamaan kita. Aku rindu pada genggaman tanganmu yang hangat, ciumanmu yang lembut dan bau tubuh yang khas.

Bunda, bolehkah aku menjumpai Tuhan dan meminta ijin bertemu denganmu walau hanya sekejap. Aku benar-benar gamang, takut dan butuh nasehat dan tuntunanmu. Sekarang aku begitu rapuh. Aku panggil engkau untuk memberiku keyakinan, sama seperti saat aku terjatuh dari sepeda, dan kau datang, membangunkan, memeluk dan mengobati seluruh lukaku. Bunda saat ini aku terjatuh, kakiku berdarah. Sakit... sakit sekali rasanya. Tapi entah mengapa kesakitan itu kini meradang bukan di kaki, melainkan di hati. Aku rindu kehadiranmu untuk mengoleskan obat pada luka di hatiku. Aku ingin luka ini sembuh.

Bunda... malam ini aku akan tertidur. Datanglah dan obati lukaku... Aku ingin sembuh. Aku ingin pulih. Aku ingin kembali menjadi bayi 3,6 kg yang kau gendong 24 tahun lalu. Aku ingin seputih bayi... sesuci bayi...

Bunda... seandainya waktu bisa kuputar kembali...

2 komentar:

  1. Rasa rindu pada orang-orang yg kita sayangi yg telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya memang tidak mudah terobati. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah melanjutkan perjuangan mereka di dunia ini hingga tiba saatnya bagi kita untuk beralih dari dunia ini. Pada saat itulah kita dapat bertemu kembali dgn mereka di dalam Kerajaan-Nya.

    Salam kenal, Den...
    Gbu

    BalasHapus
  2. @ Yue, Met kenal juga..
    Aku ingin meneruskan cita-citanya, menjadi manusia yang sederhana, tabah dan cinta Tuhan.

    BalasHapus