Sabtu, April 11, 2009

Cara Ibuku Berpikir Tentang Tuhan


Ibu paling marah kalau ada orang yang bilang, "Deni, ayo jangan nakal yha. Nanti Tuhan marah!" Dengan sigap ibu akan menghampiriku dan mengganti kalimat itu menjadi, "Deni, ayo jadi anak yang baik yha. Tuhan sayang sekali pada anak yang baik."

Ya, Ibu selalu ingin memperkenalkan Tuhan sebagai Tuhan yang baik. Tuhan yang tidak semena-mena menghukum, membenci marah dan membinasakan saat melihat kita melalukan perbuatan yang salah. Ibuku menggambarkan Tuhan sebagai Tuhan yang penuh pengampunan, kasih dan anugerah. Tuhan yang selalu memberi tangan terbuka untuk memeluk saat kita kembali pada jalan-Nya, bahkan saat kita ketakutan oleh karena rasa bersalah yang menghakimi.

Dalam perjalanan hidup yang diarungi ibu. Aku berkali-kali menyaksikan betapa kehidupan keluarga ibu penuh dengan rintangan. Mulai dari masalah ekonomi yang membuat ibu bekerja siang malam berjualan kue basah, hingga pada penghinaan-penghinaan tetangga yang kerap kali membuatnya minder. Menghadapi masalah-masalah itu, sering kali aku berpikir betapa Tuhan tidak menyayangi ibu. Tapi sesering apa pun aku berpikir demikian, sesering itu pula ibu memeluk aku dan berkata, "Den, Tuhan nggak pernah jahat. Semua yang Tuhan beri itu indah. Jangan pernah ukur kebaikan Tuhan hanya dari harta dan kehormatan. Ukurlah kebaikan Tuhan dari setiap senyum yang Dia anugerahkan kepada kita, sebab dalam kesederhanaan dan kesukaran sekali pun, bukankah kamu melihat mama selalu tersenyum? Itu adalah berkat terindah. Lihat betap banyak orang yang kaya dan terpandang namun susah sekali untuk tersenyum dan bersyukur kepada Tuhan."

Pengenalan inilah yang ingin ibu tanamkan dalam paradigmaku. Ia ingin aku berpikir bahwa Tuhan itu selalu baik. Jika suatu ketika aku mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, ibu ingin aku akan tetap berpikir bahwa segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa seijin Tuhan. Dan jika Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi, itu karena Ia sedang merancangkan kebaikan untukku. Kebaikan yang akan terlihat indah pada waktu-Nya. Yha pada waktu Tuhan. Bukan waktuku.

Aku suka pada cara ibu berpikir tentang Tuhan. Pikiran perempuan sederhana yang tidak akan pernah mau menyalahkan Tuhan untuk setiap hal yang ia alami. Bahkan pada saat ia harus menanggung kanker payudara yang membuatnya tidak dapat tidur berhari-hari karena menahan rasa sakit, ia tetap tidak mampu menyalahkan Tuhan. Sebab ia mengenal Tuhan bukan sebagai Tuhan yang mendatangkan malapetaka tapi Tuhan yang selalu memberi anugerah. Kesakitan terpahit sekali pun, baginya adalah berkat Tuhan yang akan membuatnya semakin arif, makin bijak.

Ibuku meninggal dalam kearifan, dalam pengenalan yang benar dan sempurna akan Tuhan. Dan jika suatu saat aku meninggal, semoga aku pun meninggal dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Sesempurna ibuku mengenal-Nya.


Happy Easter!!!
Remember that God always love you!!!

6 komentar:

  1. Hi DeNi dan Melisa salam kenal. rumahnya hangat dengan cinta. happy easter & GBU

    BalasHapus
  2. Hidup kita itu seperti rajutan. Tuhan yang merajut. Kita hanya bisa melihat dari bawah dan memandang betapa tidak indahnya pekerjaan Tuhan, namun saat rajutan itu selesai, maka kita dapat melihatnya dari atas tentang apa yang telah Tuhan rajut dalam kehidupan kita.

    Indah :) Itulah hasil rajutan Tuhan :)

    BalasHapus
  3. kadang gue juga suka mempertanyakan hal seperti itu.. "kata orang Tuhan memiliki rancangan yang terbaik bagi setiap insannya, lantas bagaimana dengan nasib gelandangan di trotoar yang mengemis-ngemis receh demi receh??, apakah ia memilih untuk jadi gelandangan ketika dilahirkan di dunia?? atau apakah Tuhan sendiri yang memilih untuk menjadikan dia gelandangan ketika lahir di bumi ini, bukankah Tuhan yang memiliki rencana indah bagi tiap insannya? bukan hanya gelandangan, saya sering bertanya ketika melihat seorang pelacur, anak jalanan, lesbian, gay, orang gila, pengemis, pengamen jalanan.

    akhirnya saya memberi kesimpulan bahwa tagline "rencana Tuhan itu indah bagi setiap insannya" saya rubah menjadi "rencana Tuhan itu absurd...kita tidak dapat mengerti akan apa maksudnya...hanya Tuhan sendirilah yang mengerti akan rancanganNya."

    BalasHapus
  4. @ Gerhana Kembar, welcome sis!!! Silahkan menikmati rumah sederhanaku
    @ Jo, setujuuuu
    @ denioktora, yes, gue juga setuju. Hanya Tuhan yang sendiri yang mengerti rencana-Nya. otak manusia yang hanya sebesar bakpao tak akan mampu menyelami rancangan Tuhan yang megah

    BalasHapus
  5. Untuk semua tulisanmu (yang sudah saya baca dalam satu malam), saya ingin mengatakan "Nice".
    Kamu membantu saya untuk memahami sepenggal kalimat Anthony de Mello : "Cinta hadir dalam Ketidakteraturan".
    Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
  6. @Hai Anonim.
    Thanks juga sudah mau berkunjung ke rumah kami dan membaca tulisan2ku.
    Salam kenal.

    BalasHapus