Selasa, November 25, 2008

Kotak Untuk Ranti


Ranti di mana kamu? Hp-mu tidak bisa dihubungi. Berkirim surat pun aku tak tahu entah ke mana. Semua orang di sini mencarimu. Kamu di mana? Apa kamu baik-baik saja? Sebegitu bencikah kamu padaku hingga kau ingin membuangku dari hidupmu?

Ranti kau di mana? Keputusanmu untuk tidak kembali ke Jakarta mungkin menambah sedikit nilai pada hubunganku dengan Mel. Tapi jiwa kemanusiaan yang bercokol di lubuk hatiku membuatku menangis memikirkanmu seorang diri di sana. Ranti, aku adalah kakakmu. Tidak mungkin aku mampu menghapusmu dari hidupku. Aku mengkhawatirkanmu di sana. Sehatkah engkau? Bahagiakah engkau? Apakah kau juga memikirkanku?

Ranti di mana kamu? Semua orang di sini bertanya tentangmu kepadaku. Apa yang harus aku jawab? Haruskah aku berkata kepada mereka bahwa kamu enggan pulang karena tidak ingin mengganggu hubunganku dengan Mel? Alasan macam apa ini? Beberapa hari ini aku sungguh merasa berdosa menjadi L. Kenapa kau harus mencintaiku sebagai seorang kekasih? Mengapa kasih persaudaraan tidak cukup menyejukkanmu? Sakitkah hatimu sekarang? Ketika kakak yang begitu kau cintai dengan segenap jiwa dan raga malah mencintai orag lain. Terlalu sakitkah, sehingga engkau tak mau lagi mengenalku?

Kalau saja aku bisa mencintaimu Ranti. Kalau saja. Tapi sayangnya, aku tidak bisa. Aku hanya mampu mengasihimu sebagai adik. Salahkah aku Ranti? Salahkah kalau cinta itu justru bertumbuh subur kepada Mel. Perempuan satu-satunya yang aku cintai sebagai seorang kekasih. Bencikah kau padaku? Bencikah kau pada cinta yang tumbuh dihatiku terhadap Mel? Bencikah kau pada kesetiaanku terhadap Mel?

Ranti di mana kau sekarang? Maukah kau menengok dan memberi salam kepadaku? Aku ingin meminta maaf padamu. Maaf kalau aku jatuh cinta pada Mel bukan kepadamu. Maaf karena cintaku kepada Mel justru menyakitimu. Maaf kalau cintaku kepada Mel justru membuatmu penuh kesakitan dalam tempat terasing. Mintalah apa pun dariku, maka akan kuberikan, demi menebus semua rasa bersalahku. Tapi jangan minta aku meninggalkan Mel, karena aku tidak pernah sanggup meninggalkan cinta sejatiku.

Ranti di mana kamu sekarang? Maukah kamu pergi ke kota dan berjalan-jalan ke warnet. Maukah kamu membaca tulisanku? Maukah kamu memaafkanku? Maukah kamu berbicara padaku meski untuk yang terakhir kalinya, sekedar untuk mengingatkan agar aku bangun pagi seperti yang biasa kau lakukan dulu?

Ranti, aku rela kau pergi dari hidupku. Tapi beritahu kepada kakakmu ini bahwa kamu baik-baik saja. Bahwa kamu sehat. Bahwa kamu bahagia. Ranti, aku rela kamu pergi dan tidak meninggalkan sejengkal jejak sekali pun dalam hidupku. Tapi satu hal yang aku mohon, jangan benci diriku dan cinta yang tumbuh di dalamnya. Karena cintaku pada Mel suci, sesuci cintamu padaku.

Kubuat sekotak permohonan maaf untukmu
Walau tak tahu harus kukirim ke mana
Di dalam kotaknya kuselipkan kisah persaudaraan kita
Tentang tawa dan tangis
Tentang kata-kata nasehat
Tentang marah dan omelan
Tentang kecewa dan larangan
Tentang kesakitan dan kebencian
Tentang maaf dan pengampunan
Dalam semua rasa
Kuberanikan diri mengirim kotak ini
Untuk membuatmu tersenyum dan untuk meyakinkanmu
Bahwa persaudaraan adalah ikatan kasih yang paling abadi di dunia ini
Bahwa persaudaraan kita akan kekal

4 komentar:

  1. Kirimkan kotaknya lewat doa, Sayang. Letakkan di pundak sang malaikat yang selalu mengirimkan paket tepat waktu, yang selalu menemukan alamat abstrak balik gua hingga sarang kerajaan semut.

    Kotak itu pasti akan sampai padanya, percayalah, Sayang...

    Kk

    BalasHapus
  2. Kk sayang...
    Aku akan mengirim kotak itu melalui malaikat terbaik

    BalasHapus
  3. Kk sayang...
    Aku akan mengirim kotak itu melalui malaikat terbaik

    BalasHapus
  4. Doa yg indah, aq yakin ranti tau apa yg km rasa, dan aq yakin ranti tdk akan pernah membenci km. Dia hanya pergi untuk menata hatinya.
    Kita tdk akan bisa mencintai dan membenci seseorang dlm saat yg bersamaan.

    salam kenal de ni
    NEZT

    BalasHapus