Rabu, November 19, 2008

Lake of Love


Mari ikutlah aku ke tepi danau. Di sana ada pelangi yang melengkung membentuk busur panah. Mari duduk di rerumputan hijau dan berceritalah kepadaku tentang cinta. Karena kisah-kisah cinta tak akan pernah habis di telan masa. Ada seribu mulut bercerita dan ada seribu kisah bergelinding. Ada seribu kepala berpikir dan ada seribu hasrat cinta bersemangat.

Ceritakanlah kisah cintamu. Dan aku akan mengisahkan kisah cintaku. Cinta yang terlarang. Cinta yang datang dalam jiwa yang ketakutan. Tapi, jangan kau ejek cintaku. Karena dalam keterlarangan cinta menjadi begitu berharga, begitu bermakna. Karena dalam ketakutan cinta malah memberikan hasrat.

Mari duduklah besamaku. Kita makan kue kacang dan kopi hangat. Menghembus udara danau yang semakin riang menyusup ke rongga dada. Berikan kisahmu dan aku akan berikan kisahku. Marilah kita tertawa dan menangis bersama demi kisah-kisah kita. Jangan hina kisahku dan aku tidak akan menghina kisahmu. Jangan puji kisahku, karena semua kisah adalah istimewa. Walau hanya sekedar memberikan sebatang coklat pada hari valentine kepada seseorang yang ditaksir. Tapi kisah itu adalah istimewa.

Marilah bermain perahu bebek ke tengah danau bersamaku. Nikmatilah danau cinta lebih lekat, lebih dalam. Jangan hanya berdiri dipinggiran karena kau takut tenggelam. Tidak, percayalah padaku. Perahu bebek ini aman. Aku pun akan mengenggam tanganmu erat. Lihatlah danau akan menjadi lebih indah saat kau menelusurinya. Cinta bukan untuk dipandang dan dikagumi dari jauh. Untuk tahu seberapa indah dan sakitnya, kau harus naik perahu bersamaku. Kita dan beberapa orang yang turut menyewa perahu bebek yang berwarna-warni akan menjadi penikmat danau cinta ini.

Mari ikutlah aku mengais pedal perahu bebek ini. Dengan sekuat tenaga, dengan susah payah, dengan kenikmatan. Dan mendekatlah padaku, menangis dan tertawalah bersamaku. Menangis untuk lelahnya mengais pedal perahu dan tertawa untuk semua pemandangan danau yang kian indah.

4 komentar:

  1. Aku ikut...aku ikut...aku ikuuutt... :D

    Ning-nong

    BalasHapus
  2. De Ni,

    mengomentari tulisan kamu di blog sepocikopi, aku jadi penasaran.....

    emangnya menurut kamu lesbian maskulin tidak perlu membersihkan sepatu, tidak perlu merawat (setidaknya membersihkan) kuku, tidak perlu merapihkan rambut dan tidak perlu merawat kebersihan kulit muka dan bibir?

    BalasHapus
  3. @Ning-nong, ayo pegang tanganku. Kita naik perahu bersama
    @Anonim, Hehehehe. Perlulah. Perlu banget malah. Tapi saat aku ketemu dia emang aku lagi berantakan banget. Aku datang nemuin dia pake motor. Dan saat itu jalanan yang becek membuat sepatu dan mukaku kotor. Kalau rambut seh, emang aku males rapiin. Hehehehe. Tapi kuku selalu dipotong tiap minggu. Cuma waktu itu ada sisa noda tinta printer yang nyangkut. Aku juga gak suka make lipstik, kayak ada yang ganjel. Kalau pake lipstik bibirku suka monyong sendiri, nggak enak deh pokoknya. Pokoknya saat itu emang aku lagi jelek banget deh. Heheheheh
    Dalam penampilan aku mang agak cuek sis. Biasanya Mel yang suka rapiin ini itu. Hehehehe

    BalasHapus
  4. Aku mau dunk ikutan juga. Kayanya asik tuh. Romantissssssssssss

    BalasHapus