Saat cinta tidak lagi menjadi sebuah kisah biasa. Saat cinta mewarnai segala sisi kehidupan. Saat cinta mengajar, mengubahkan dan membangun. Saat manis dan pahitnya cinta menguntai sejarah. Dan saat sejarah cinta harus diabadikan.
Sejarah Cinta
Setiap kisah adalah sejarah
Cinta adalah sebuah kisah
Cinta adalah sejarah
Tak kubiarkan sejarah menghilang di udara
Maka aku abadikan kisah ini dalam goresan kata-kata
Agar cinta itu abadi
Agar sejarah itu selalu dikenang
Cinta adalah sebuah kisah
Cinta adalah sejarah
Tak kubiarkan sejarah menghilang di udara
Maka aku abadikan kisah ini dalam goresan kata-kata
Agar cinta itu abadi
Agar sejarah itu selalu dikenang
Kamis, Juli 02, 2009
The Red Flag
Di kantorku ada peraturan, yaitu kalau ada karyawan yang mejanya paling berantakan bakal dapet bendera merah. Aku adalah juara bertahan, secara sejak peraturan ini ditegakkan setahun yang lalu, bendera itu cuma berkibar si satu meja, yaitu meja De Ni seorang. Nah bulan lalu bendera itu berkibar di mejanya si Tommy. Mengapa demikian? itu karena Mel. Waktu dia bolos kerja, dia maksa buat main ke kantorku. Sesampai di ruanganku, jiwa inemnya kambuh terus dia langsung ngerapiin semua berkas-berkas yang numpuk di meja yang sumpah berantakaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan banget, Mel juga nyuciin piring-piring yang kotor dan bersihin debu-debu yang tebel yang bercokol pada lemari arsip cetakan buku di ruanganku. Semua dia lakukan karena cinta ama Om De Ni, tanpa paksaan, tanpa bayaran. Duh bahagia deh kalau bini tiap hari nemenein aku di kantor.
Ternyata beneran, manager ampe muji-muji aku. "Wah Bapak salut Den sama kamu. Ternyata jiwa feminim kamu udah tumbuh. Sekarang meja kamu rapi banget. jadi untuk bulan ini Bapak ambil bendera merahnya ya."
Seneng seh dipuji-puji, apalagi pas liat si Tommy ampe berkali-kali ke ruanganku cuma buat bilang "Kok bisa seh Den? Kok bisa lo rapi? Siaul tuh bendera sekarang nangkring di meja gue. Gimana kalau ada cewek-cewek yang liat, kan malu gue. Bisa-bisa nggak ada yang naksir." Yha elah Tom nyantai aja kale. Semua cewek-cewek di kantor juga udah pada ill feel ma lo bukan karena meja lo berantakan tapi gara-gara lo suka kentut sembarangan.
Tapi... Ternyata kebahagiaan tidak berlangsung lama. Pas si boss telepon minta data ini itu, aku jadi kebelinger nyari file-fileku, nggak tahu deh si Mel taruh di mana.
"Den tolong kirim data penulis jurnal. Saya mau ajukan honor buat mereka."
"Heh? sekarang Pak."
"Iya, discan terus diemail ya!"
Waduh di mana tuh data. Aku dah nyari-nyari ampir setangah jam nggak ketemu-ketemu. nggak lama si boss sms, "Saya sudah buka email kok belum masuk ya?". Aku jadi keblingsatan, terpaksa aku neleponin si Mel, "Say file nama penulis jurnal, kamu simpen di mana?"
"File apa?"
"Itu loh kertas selembar yang aku simpan di atas tumpukan kertas di meja."
"Yang mana???"
"Yang aku corat-coret. Kertasnya dah jelek deh. Ada bekas minyak gara-gara sempet aku jadiin tatakan waktu kita makan gorengan. Di mana say? Kan waktu itu kamu yang beresin."
"Oh... aku buang deh kayaknya, aku kira dah nggak dipake. Lagian kamu jorok amat seh say."
"Aduuuuuuhhhh, mampus dah gue Mel."
Nggak lama si boss telepon lagi, "Dah ketemu Den?"
"Wah kayaknya hilang pak."
"Kok bisa? emang kamu kemanain filenya?"
Waduh nggak mungkin dunk aku bilang dipakai buat bungkus gorengan.
"Ada seh pak kemarin"
"Sekarang???"
"Nggak ada pak. Apa dimakan tikus kali ya?"
"Mana mungkin??? Duh kamu tuh... Ya udah bikin lagi sana."
Hikh hikh hikh lembur deh karena aku harus teleponin penulisnya satu-satu untuk pendataan ulang.
Perasaan waktu ruang kerja berantakan nyari apa-apa gampang, pas udah rapi malah aku nggak tahu itu file pada ngumpet di mana. So... bulan Juni kemarin aku back to habit.
Dan tahu apa hasilnya???
Aku senyum-senyum melihat bendera merah bulan Juli ini berkibar lagi di mejaku. Kali ini aku nggak sedih, malah bangga, malah senang, sesenang si Tommy yang merasa dirinya tambah keren karena bebas dari bendera merah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hehhehhe...deni ada2 aja deehhh...selamat ya atas berkibarnya sang bendera di meja mu :)
BalasHapusHahahaha, menjadi diri sendiri emang paling nyaman ya, Den. Gue kebalikan dari lo, Den. Kalo posisi barang di atas meja ada yg geser, gue pasti ga bisa nemu barang yang gue cari :))Kayanya cocok ama Mel dahhhhh :))
BalasHapus@ Arinie, siiiiip
BalasHapus@ Jo, Kalau gue cocok ma Mei nggak?
o iya, Den, dapet dr buku nih....
BalasHapuskatanya orang dengan meja kerja yang berantakan tapi justru orang itu tidak merasa terganggu, dan bahkan sulit bekerja dalam kondisi meja kerja yang rapi, punya karakter pekerja yang kreatif tp sayang, kurang bertanggung jawab thd tugas yg dibebankan, mudah panik dan sulit membagi pekerjaan berdasar skala prioritas...tapi kalo mood lagi bagus bs menyelesaikan tugas dengan tuntas dan memuaskan, tp tetap dengan meja yg berantakan hehehehe
itu menurut buku loh ya ^^
@ Jill, emang gue banget tuh Jill. Passs!!!
BalasHapus