Kamis, Oktober 16, 2008

Saat Aku Harus Pergi Meninggalkan Mel

Aku masih tersenyum mengingat tingkah polahnya ketika sibuk mempersiapkan barang-barang yang harus aku bawa saat pergi ke Yogyakarta menyelesaikan tugas kantor. Sumpah dia sibuk dan cerewet setengah mati. Namun aku menanggapinya dengan tenang sembari mengedit materi presentasi. Dia grubak-grubuk sendiri sambil sesekali teriak-teriak memberi penjelasan.

"Say ini, aku bawain obat mencret, obat alergi, minyak kayu putih, obat batuk, pusing, pilek dan satu lagi say bedak gatal."
Aku menganguk-angguk sambil terus memandangi laptop.
"Say nanti kalau alergi kamu kumat, minum antibiotik sama kasih saleb yang ini yha."
"Iya."
"Nah kalau radangnya yang kumat minum obat ini, sama antibiotik tiga kali sehari yha"
"Iya"
"Eh, Say lihat sini dulu. Tar salah minum obat lagi."
"Iya, Iya" aku menoleh sebentar.
"Terus kalau batuk, minum obat yang ini"
"Iya" Aku kembali mengetik
"Say, lihat dulu"
"Iya."
"Nah terus kalau pilek yang ini say.""Ok"
" Nah yang disebelah sini baju tidur, ini baju kerja, ini piama buat mandi, nah yang sebelah sini handuk sama sabunnya."
"Ok"
"Bagian depan, sendal yha say, aku baru beli buat kamu. Nah yang belakang pakaian dalam. Sebelah sini carge yha say.”
“Terus ini ada platik, nanti baju-baju kotor jangan dicampur sama baju bersih yha say."
"Iya, iya"
"Nah platik-plastik kecil ini kalau kamu muntah yha say."
"Gak usah, aku nggak mabukan"
"Nggak apa-apa, buat jaga-jaga"
"Gak usah"
"Buat jaga-jaga aja kok"
"Yha Wes. Oke aku dah kelar. Mau jalan neh."
Mel secepat kilat memelukku sambil termehek-mehek.
"Say, aku pasti akan kangen sama kamu. Jangan telat makan yha. Jangan lupa istirahat, jangan lupa charge HP."
"Ok"
"Kamu gak usah pakai plester-plester githu, ingat kamu alergi."
"Iya."
"Jangan makan kacang dan gorengan, ingat kamu radang."
"Iya, udah?"
"Janji telp aku yha say. Kalau aku lagi telp saat kamu sibuk angkat yha telpnya, kamu bilang aja sibuk, aku ngerti, tapi jangan dicuekin yha. Terus kalau aku sms pas kamu lagi sibuk balas yha say "ntar" githu yah."
"Iya, iya, udah?"
"Mandi pagi minta air hangat yha, Jangan lupa pake parfum kalau kamu nggak mandi. Kan kamu suka malas mandi tuh. Takut orang-orang kebauan"
"Halah, iya. Aku jalan yha"
Mel kembali memelukku,
"Say, jangan selingkuh yha. Jaga kesetiaan yha. Jangan lirik-lirik cewek lain. Inget kamu dah punya aku."
"Iya, udah? Ada lagi?'
"Say jangan lupa pake jaket kemana-mana takut masuk angin."
"Iya, udah yha aku jalan. Aku nggak bakal masuk angin kok"
"Eh, ngomong-ngomong masuk angin, aku belum beli obat masuk angin sebentar yha say."
"Busyet deh!"
Mel segera lari ke warung. dan kembali dalam waktu 5 menit sambil terengah-engah. Aku menyentuh wajahnya, "Say, Aku tuh mau kerja di sana bukan mau buka apotek. Obatnya banyak banget. Yha udah aku jalan yha?"
"Aku kan takut kamu sakit. Makanya kamu jangan makan sembarangan, jangan lupa istirahat...""Sssstttt, yang itu tadi kan udah say. Gak usah diingatin lagi yha!"
"Iya.. iya..."
"Aku dah telat nih, mana barang-barangku?"
"Tuh" Mel menunjuk tumpukan barang. Aku kaget setengah mati "Busyeeeet dah bini gua! Meeeeeeeeeeeeeeeeeeeellllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll"
"Iya.."
"Ini mah orang mau pindah rumah Mel."
Sumpah banyak banget, ada 1 koper segede gajah, ditambah 1 buah tas besar, ditambah 1 buah tas ransel plus sebuah tas kecil, belum di tambah laptop. Akhirnya aku dan Mel kembali membongkar barang-barang dan meringkasnya jadi koper kecil
"Oke aku akan pergi."
Mel kembali memelukku
"Say aku pasti kangen ma kamu. Ingat jangan lupa telepon, jangan lup..."
"Sssssstttt..."
"tadi kan udah say. Aku jalan yha"
Mel kembali memelukku dan menangis terisak.
“Jangan pergi.”
“Sebentar doang.”
Mel menarik kakiku, laksana seorang isteri yang menahan suaminya kabur dengan perempuan lain. Seketika saja aku terbahak-bahak melihat tingkahnya.
"Say, please deh aku cuma pergi 3 hari doang!!!!"
Mel segera menyusul tertawa. Aku memeluknya dan menciuminya hangat. “Tingkah kamu yang luchu kayak gini neh yang bakal buat aku kangen banget ma kamu. Udah yha becandanya, aku pergi.”
Mel tersenyum hangat. Aku menarik koper meninggalkan rumah. Melisa memanggilku. Aku menoleh kebingungan “Apa?”
“Say mau aku jelasin lagi soal obat-obatan gak? Takut kamu salah minum obat.”
“Busyeeettttt dah Mel. Kalau kisah ini aku tulis. Yang baca aja dah capeeeeee dan boseeeeeen banget, apalagi aku yang ngalamin.”
Kami berdua tertawa riang sebelum bayangnya berlalu setelah aku masuk ke dalam Avanza.

Yha hanya 3 hari aku di Yogyakarta, tapi ribet dan lelahnya minta ampun. Baik pra keberangkatan sampai kegiatan di sana yang begitu padat. Dan ini adalah hari keempat dimana aku tidak memiliki cukup waktu untuk tidur. Mengurus pekerjaan kantor di Yogyakarta sungguh membuat aku sangat lelah. Bisa kuhitung, aku hanya tidur 1-2 jam dalam sehari. Memang aku sengaja meringkas pekerjaan yang mestinya kuselesaikan dalam waktu satu minggu menjadi 3 hari. Melisa yang memintanya. Ia menginginkan agar aku bisa merayakan ulang tahunku bersamanya.

Tubuhku begitu melelah. Ingin rasanya kuhabiskan Rabu malam itu dengan membujur di ranjang. Tapi jiwaku melonjak melihat rona wajah Mel yang penuh dengan semangat menyambut kepulanganku. Dia mengisi segala ngantuk dan lelahku dengan obrolan lucunya, dengan sebuah kado menarik, dengan kue tart kecil yang lembut, dengan ciuman, dengan rangkulan mesra, dengan luapan kerinduan dan dengan tubuh yang basah dalam serangkaian percumbuan.

Aku menikmati malam itu, hingga pagi menjelang dan hari ulang tahunku berlalu. Sungguh dalam kelelahan, aku bersemangat. Kubiarkan Mel memimpin dan aku menjadi penonton yang tersenyum, tertawa lalu menangis haru.

“Beib, thanks buat semalam yha. Segala yang terbaik telah aku terima darimu. I Love u!”

7 komentar:

  1. Den, sumpeh deh aku suka baca kisah2 lo ama Mel. Kocak abis. Bawelnya Mel ga ada matinya hahaha dan justru itu yg bikin kangen ^menurut aku loh^.

    BalasHapus
  2. @Mata Hati, Betuuulllllll. Kalau dia nggak bawel aku jadi bingung sendiri, sambil nanya: "Say kamu BT yha ma aku?" Tapi anehnya,Semua orang mikir dia tuh pendiam banget. Bahkan Nyokap aja mikir githu. Padahal????

    BalasHapus
  3. gila gila...
    bikin ngiri orang aja..

    BalasHapus
  4. De Ni...kalo gak mo dibawelin, pacaran ama patung rara jonggrang aja dhe..hihihi

    Salam, Vivo

    BalasHapus
  5. @ Theluna Revealed, He..he..he..
    @ Vivo, Roro Jonggrang dah pernah gue tembak, tapi dia gak jawab apa2. He..he.. ??@#$#@#$$%%^^%???

    BalasHapus
  6. hikz,,gw trharu bacanya....
    _bryandra_

    BalasHapus